Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Departemen Perikanan UGM Gelar Seminar Nasional ke-14

Kompas.com - 23/07/2017, 09:32 WIB
Muhammad Fajar Marta

Penulis

Peserta juga berasal dari kalangan peneliti (29 persen) dari berbagai instansi penelitian seperti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan Perikanan,  Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Palembang, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautandan Perikanan, Balai Penelitian Budidaya Air Payau Situbondo.

Selain itu Balai Penelitian dan Observasi Laut, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar Bogor, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias Depok, Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan, dan balai Riset Perikanan Laut.

Pada tahun ini, Semnaskan juga dihadiri oleh peserta dari lembaga pemerintah, seperti Sekretariat Wakil Presiden, Bappeda Kota Bitung, Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi DIY, Dinas Perikanan Sleman, serta para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di DIY.

Mikroalgae

Seminar menghadirkan dua pembicara kunci, pertama, Dr. R.A. Siti Ari Budhiyanti, S.T.P., M.P. dari UGM yang memaparkan tentang perkembang riset terkini mengenai komponen bioaktif yang berasal dari mikro- dan makroalgae di Indonesia serta masalah dan peluang pengembangannya di masa yang akan datang.

Kedua, Dr. Ir. Akhmad Fairus Maisoni, M.Si. dari Balai Besar Budidaya Perikanan Air Payau Jepara sebagai peneliti dan pelaku industri perikanan yang memaparkan kondisi nyata di Indonesia berkaitan dengan potensi, peluang dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan industri budidaya salah satu mikroalgae, yaitu Spirulina sp. 

Siti Ari Budhiyanti menyampaikan bahwa laut Indonesia memiliki sumberdaya hayati yang melimpah dan sangat potensial sebagai sumber komponen bioaktif yang dapat digunakan dalam berbagai bidang industri. Namun demikian, di Indonesia, teknologi dalam menjaga stabilitas komponen bioaktif, khususnya yang akan diaplikasikan di bidang perikanan, masih perlu pengembangan lebih lanjut. 

Salah satu teknologi yang sudah dikembangkan oleh Siti Ari Budhiyanti berupa mikro- dan nanoenkapsulasi. Selain teknologi untuk mempertahankan komponen bioaktif, peluang lain yang perlu dikembangkan adalah dari sisi budidaya sumber komponen bioaktif itu sendiri. 

Sementara Fairus memaparkan bahwa Spirulina adalah komoditas dengan bioaktivitas melimpah yang bisa dikembangkan di perairan tawar maupun asin, dengan produktivitas 2,0 – 3,0 ton/ha/bulan. 

Saat ini, Spirulina utamanya diproduksi oleh India, USA, Myanmar, Thailand dan China. Kepemilikan wilayah perairan yang luas menjadi peluang yang besar bagi Indonesia untuk ikut andil dalam produksi Spirulina dunia. 

Semnaskan XIV ini diselenggarakan oleh Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM dengan kontribusi sponsorship dari PT. CJ Cheiljedang Feed Semarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com