Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Saham Anjlok karena Gudang Beras Digerebek, PT Tiga Pilar Gelar "Public Expose"

Kompas.com - 24/07/2017, 12:49 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk selaku induk usaha dari PT Indo Beras Unggul (IBU) yang digerebek polisi, terjun bebas hingga mendekati 25 persen pada Jumat (21/7/2017) lalu.

Saham emiten berkode AISA itu tepatnya turun 24,92 persen di posisi Rp 1.205 atau turun 400 poin dari perdagangan pada pagi yang masih berada di Rp 1.605 per saham.

Bahkan pada siang ini, saham emiten berkode AISA ini masih melanjutkan pelemahan. Di akhir sesi I, saham Tiga Pilar melemah 4,98 persen di posisi Rp 1.145 per saham.

Menanggapi itu, Direktur Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk, Sjambiri Lioe mengatakan bahwa pihaknya akan segera menggelar public expose esok hari, Selasa (25/7/2017) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Public expose besok. Jamnya pagi seinget saya. Di sini saya mengisi acara karena punya pengalaman go public," kata Sjambiri di Jakarta, Senin (24/7/2017).

Sementara itu, Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengatakan bahwa atas persoalan tersebut pihaknya tidak ikut campur.

"Apakah ada dampak kepada kelangsungan hidup perseroan. Ternyata dari persentasi penghasilan, ini kan anak perusahaan tidak terlalu berdampak," kata Tito.

Saat ini pihaknya juga tengah mempelajari kasus yang tengah menjerat emiten AISA itu untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

"Kami lagi pelajari, kami minta mereka selambat-lambatnya besok public expose biarkan investor yang memutuskan," tutup Tito.

Sebelumnya, analis First Capital David Nathanael memprediksi kasus yang menghantam AISA akan membuat kinerja perusahaan menjadi pincang. Karena itu, dia menghitung, harga saham AISA bisa turun mencapai Rp 1.000 per lembar saham.

Ia pun menyarankan investor untuk menjual kepemilikan saham AISA terlebih dulu, meskipun rugi, terlepas dari salah atau tidaknya PT IBU. Meski sebelum ada kasus ini, David cukup merekomendasikan saham ini.

Namun, David tak bisa memprediksi bagaimana setelah kasus ini selesai. Meskipun kinerjanya membaik, mungkin orang masih menaruh ketidakpercayaan pada perusahan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com