Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan The Fed Tak Berdampak Negatif pada Indonesia

Kompas.com - 26/07/2017, 17:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian Indonesia masih dibayangi tantangan yang berasal dari faktor luar negeri. Salah satunya adalah langkah yang diambil oleh bank sentral AS Federal Reserve.

Pada risalah pertemuan Juni lalu, disebutkan rencana bahwa Fed akan mengurangi asetnya sebesar 10 miliar dolar AS dan menaikkan suku bunga. Pengurangan aset bank sentral tersebut seiring dengan membaiknya perekonomian AS.

Beberapa indikator memang menunjukkan perbaikan seperti indeks kepercayaan konsumen yang membaik, indeks perumahan yang naik, juga data ketersediaan lapangan pekerjaan yang lebih banyak.

”Tetapi konsensus menyatakan bahwa The Fed akan menaikkan bunganya secara bertahap,” kata Director Investor Relation and Chief Economist Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat dalam pernyataannya, Rabu (26/7/2017).

Budi menyatakan, kenaikan bunga The Fed kali ini diperkirakan juga tidak akan direspon negatif dan memberikan dampak negatif kepada perekonomian Indonesia. Situasi saat ini berbeda sekali dengan situasi ketika mantan Gubernur The Fed Ben Bernanke mengumumkan Fed akan mengurangi belanja obligasinya (tapering off).

Current account deficit atau defisit transaksi berjalan Indonesua cukup besar ketika Bernanke mengumumkan langkah Fed tersebut pada Mei 2013 lalu, terjadi peralihan aset dari negara berkembang dan membuat saham, obligasi, rupiah melemah.

Keadaan berbeda pada tahun ini. Fundamental Indonesia lebih kuat, cadangan devisa sempat mencapai rekor pada Mei lalu. Dengan demikian, rencana-rencana The Fed pun tidak terlalu berdampak traumatis terhadap pasar keuangan di dalam negeri.

Nilai tukar rupiah misalnya, hanya mendatar saja. Indeks saham gabungan pun hanya bergerak turun 0,4 persen, demikian pula dengan yield Surat Utang Negara bertenor 10 tahun, hanya naik 10 basis poin saja.

“Sehingga kebijakan kenaikan suku bunga Fed memang memengaruhi, tetapi tidak traumatis seperti ketika ada pergantian arah kebijakan The Fed pada masa Bernanke,” imbuh Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com