Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Produksi Susu, Swasta Gandeng Peternak Lokal

Kompas.com - 28/07/2017, 14:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus mendorong kerja sama swasta dengan peternak sapi perah lokal untuk menopang pertumbuhan produksi susu nasional. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan susu nasional.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan, pemerintah mendorong pertumbuhan produksi susu nasional dengan cara mendorong pelaku usaha atau industri pengolahan susu untuk membangun kemitraan dengan peternak sapi perah lokal.

Upaya pemerintah itu disambut positif oleh kalangan industri pengolahan susu (IPS). Saat ini, sejumlah perusahaan tengah gencar mengadakan program kemitraan dengan peternak lokal di Indonesia.

Salah satunya adalah Frisian Flag Indonesia melalui Program Farmer2Farmer. Program Farmer2Farmer sudah digagas sejak 2013.

Program ini dianggap cukup berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah lokal. Pendapatan peternak sapi perah lokal yang dibina dalam program F2F tersebut meningkat sekitar 20 persen.

Direktur Operasional Frisian Flag Jan Wagenaar, menyatakan materi pelatihan bagi peternak meliputi pemberian pakan hewan, pemeliharaan anak sapi, praktik pemerahan susu yang higienis, perawatan mesin pemerah susu, serta pelatihan mendesain kandang ternak yang sesuai.

“Setelah diberikan pelatihan, kami juga ikut memantau dan mendampingi para peternak ketika mempraktikannya di lapangan,” ujar Wagenaar dalam keterangannya, Jumat (28/7/2017).

Frisian Flag juga siap berpartisipasi dalam upaya pemerintah meningkatkan produksi susu nasional yang masih belum mampu sepenuhnya memenuhi kebutuhan konsumsi nasional.

Fakta di lapangan mendorong Frisian Flag untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam upaya penyediaan suplai susu melalui program Farmer2Farmer.

Program Farmer2Farmer terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah lokal binaan setelah para peternak ini menerapkan tata kelola dan tata laksana peternakan yang baik.

“Pelatihan yang kami berikan kepada mereka selama beberapa tahun terakhir ini menunjukkan hasil yang positif terhadap tingkat kesejahteraan mereka,” ujar Wagenaar.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, kebutuhan konsumsi susu nasional pada 2016 mencapai 4,45 ton susu segar.

Kebutuhan susu meningkat sekitar 5 persen setiap tahun. Jika dihitung berdasarkan konsumsi per kapita, kebutuhan rata-rata setiap orang mencapai 17,2 kilogram per tahun.

Dari kebutuhan susu tersebut, hanya 19 persen atau 852.000 ton susu dari total kebutuhan yang dapat dipenuhi produsen dalam negeri.

Kemudian, sebanyak 81 persen atau 3,59 juta ton sisa kebutuhan susu harus dipenuhi dengan mengandalkan impor dalam bentuk skim milk powder, whole milk powder, angydrous milk fat, butter milk powder, keju, butter, dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com