Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Ajak Universitas Bangun Perikanan Nasional

Kompas.com - 31/07/2017, 11:34 WIB
Muhammad Fajar Marta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perguruan tinggi sebagai basis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan tempat berkumpulnya kaum intelektual, diharapkan dapat berperan langsung dalam memberikan kontribusi bagi kemajuan pembangunan perikanan nasional.

Tantangan dalam pemanfaatan sumberdaya alam (SDA)  di masa yang akan datang akan semakin besar di tengah fenomena perubahan iklim dan lingkungan, padahal di sisi lain potensi SDA tersebut harus dimanfaatkan untuk menjawab tuntutan kebutuhan pangan dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya, satu-satunya jalan adalah dengan mendorong pengembangan IPTEK yang sejalan dengan perkembangan dan tantangan yang ada.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto dalam keterangannya disela-sela dialog public dengan tema “Sinergi Membangun Perikanan” di Palu, akhir pekan lalu (27/7).

Dialog Public ini turut dihadiri Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah, civitas Akademika Universitas Tadulako, Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (Himapikani) dan para stakeholders terkait.

Slamet juga mengarisbawahi, bahwa KKP sangat konsen dalam upaya optimalisasi SDA perikanan dan menjadikannya sebagai tumpuan pembangunan ekonomi nasional. Menurutnya, secara makro sector ini harus menjadi penopang utama pencapaian PDB nasional, mengingat potensinya yang luar biasa besar.

Ia menyebutkan, hingga triwulan I tahun 2017 PDB sektor kelautan dan perikanan tercatat senilai Rp 84,4 triliun (perhitungan berdasarkan harga berlaku) dan diharapkan hingga tahun 2019 akan memberikan share sebesar 12 persen terhadap PDB nasional. Sedangkan secara mikro sektor ini akan didorong agar benar-benar berdampak terhadap pergerakan ekonomi masyarakat.

“Saya kira saat ini bukan saatnya lagi kita hanya bangga dengan potensi SDA yang ada, namun harus jauh melangkah agar potensi ini benar-benar dirasakan nilai manfaat ekonominya. Perguruan tinggi memiliki asset sumberdaya dan IPTEK, disini juga hadir Himapikani sebagai intelektual perikanan. Tentunya ini merupakan kekuatan besar untuk dapat berperan secara aktif membangun perikanan nasional. Mulai batasi retorika dan gantikan dengan kerja nyata”, tegas Slamet

“Di Sulawesi Tengah, Pemerintah telah mengimplementasikan program “Bina Pesisir”, oleh karenanya masyarakat bisa memanfaatkan program ini untuk usaha di bidang perikanan khususnya perikanan budidaya. Melihat potensi sumber daya kelautan di Sulawesi Tengah, maka budidaya rumput laut bisa dijadikan unggulan daerah ini," katanya.

Sejalan dengan Slamet, Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako, Burhanudin Sundu, mengatakan bahwa pihak perguruan tinggi selalu siap untuk berperan lebih aktif dalam pembangunan. Ia menegaskan bahwa tanggungjawab tersebut melekat sebagai bagian dalam upaya mewujudkan cita-cita luhur Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Kita akan dorong kurikulum mata kuliah di bidang perikanan ini lebih fokus pada upaya-upaya dalam menjawab tantangan perikanan di era globalisasi saat ini. Kita ingin, sarjana perikanan lebih mumpuni dan menjadi problem solving bagi masyarakat perikanan. Sebagai bentuk tanggung jawab, kami sepakat untuk mengalokasikan lahan seluas 100 ha untuk dikerjasamakan di bidang perikanan budidaya”, katanya.

Rumput laut

Data statistik mencatat bahwa secara nasional Propinsi Sulawesi Tengah merupakan produsen rumput laut E. cottoni terbesar ke-3 di Indonesia. Tahun 2015 produksi rumput laut Propinsi ini mencapai sedikitnya 1,36 juta ton dan memberikan kontribusi sebesar 13 persen terhadap produksi rumput laut nasional yang mencapai 10,1 juta ton.

Sebagai salah satu kawasan sentral produksi rumput laut nasional, Slamet secara khusus meminta perguruan tinggi yang ada di Sulawesi Tengah untuk turut ambil bagian mendukung pengembangannya.

Menurutnya pengembangan rumput laut di Indonesia tidak luput dari kendala yang dihadapi. Ia menyebutkan kendala kualitas bibit, kelembagaan dan rantai tata niaga masih perlu diperbaiki di beberapa daerah.

Menyikapai hal tersebut, Slamet meminta perguruan tinggi untuk bekerja sama dengan KKP dalam melakukan upaya-upaya konkrit, yaitu dengan mendorong penelitian dan pengembangan bibit rumput laut unggul dan adaptif antara lain penerapan teknologi kultur jaringan, melakukan pendampingan dan pembinaan yang secara langsung mendorong penguatan kelembagaan pembudidaya di sentral-sentral produksi, serta turut serta dalam memberikan arahan bagi efektifitas tata kelola siklus bisnis rumput laut.

KKP juga saat ini tengah mengembangkan beberapa kebun bibit yang diharapkan mampu mengatasi kendala kualitas benih yang semakin menurun bila digunakan terus menerus

Slamet menambahkan KKP saat ini tengah fokus dalam pengembangan kawasan ekonomi berbasis perikanan budidaya yaitu dengan menerapkan konsep “one region, one commodity”.

“Konsep ini akan berjalan lebih baik, jika nantinya perguruan tinggi juga turut terlibat di dalamnya. Mulai saat ini perguruan tinggi perlu dituntut untuk memiliki wilayah binaan sendiri-sendiri, mengingat perguruan tinggi memiliki SDM yang mumpuni untuk mencetak kelembagaan kelompok yang mandiri berbasis komoditas unggulan,” pungkas Slamet.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com