Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Dari Banyaknya Masyarakat yang Jadi Korban Investasi Ilegal

Kompas.com - 02/08/2017, 16:19 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini investasi yang hadir di Indonesia kian beragam, dengan jenis, produk, dan manfaat yang beragam pula.

Namun, tidak jarang investasi yang ditawarkan kepada masyarakat adalah investasi ilegal yang tidak diawasi dan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Investasi ilegal tersebut tidak memberikan imbal hasil sesuai dengan aturan regulator dan malah kerap merugikan masyarakat.

Oleh sebab itu, OJK meminta masyarakat untuk tetap jeli dan waspada terkait investasi yang menawarkan imbal hasil tinggi.

Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK Horas Tarihoran menjelaskan, saat ini korban investasi ilegal bukan hanya masyarakat yang cenderung berpendidikan rendah. Banyak masyarakat berpendidikan tinggi turut menjadi korban investasi bodong.

"Masyarakat masih banyak yang menjadi korban investasi ilegal. Bukan berarti yang jadi korban itu yang tidak terpelajar jadi tidak tahu, banyak yang terpelajar menjadi korban juga," kata Horas pada acara Permata Wealth Wisdom di Jakarta, Rabu (2/8/2017).

Menurut Horas, banyaknya masyarakat yang menjadi korban investasi ilegal sangat terkait dengan tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.

Berdasarkan survei nasional literasi dan inklusi keuangan yang dilakukan OJK pada tahun 2016, ditemukan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 29,6 persen.

Itu artinya, dari 100 orang masyarakat Indonesia, hanya 29 orang yang mengetahui produk dan layanan industri jasa keuangan.

Namun, pada saat yang bersamaan, tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia cukup baik, yakni sekitar 68 persen.

Artinya, dari 100 orang masyarakat Indonesia, ada sekitar 68 orang yang memiliki akses terhadap produk industri jasa keuangan, sebut saja tabungan, asuransi, saham, hingga reksa dana. Namun, hal ini kurang baik, lantaran ada ketidakseimbangan antara tingkat literasi dan inklusi keuangan.

"Ibaratnya seperti anak SD diberikan sepeda motor tanpa tahu penggunaannya, nanti kalau sudah besar dia ugal-ugalan ke mana-mana. Kami tidak mau hal seperti itu terjadi," ujar Horas.

Dari angka literasi keuangan masyarakat Indonesia yang baru mencapai 29,6 persen, artinya ada lebih dari 60 persen masyarakat Indonesia yang belum melek keuangan sama sekali. Ini bisa menjadi celah bagi pihak-pihak yang tak bertanggung jawab, termasuk investasi ilegal.

"Kami mendorong semua industri keuangan berpartisipasi untuk membantu tingkat literasi paling tidak mendekati angka inklusi keuangan," tutur Horas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com