Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susi Jawab Aduan Gubernur Sulawesi Selatan yang Mengeluh ke Luhut

Kompas.com - 04/08/2017, 09:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada sebuah acara, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menyatakan keberatan terhadap kebijakan yang dibuat oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kepada Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Aturan yang dikeluhkan adalah mengenai larangan menangkap ikan dalam jarak 0-4 mil dari bibir pantai. Namun masyarakat hanya diberikan mesin katinting atau mesin motor perahu yang jarak tempuhnya 3 sampai 5 mil.

Aturan ini, lanjut dia, memberatkan nelayan. Aduan yang disampaikan Syahrul kepada Luhut ini dijawab oleh Susi dalam acara "Rosi" yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (3/8/2017) malam.

"Nelayan yang mana yang diwawancara? Kapal di Indonesia itu ada 650.000, kapal yang di atas kapasitas 100 GT (grosstonage) itu ada 15 ribuan dan itu jauh sekali berbeda," kata Susi.

Menurut dia, pihak-pihak yang memiliki kapal di atas kapasitas 100 GT bukanlah nelayan, melainkan pengusaha kapal. (Baca: Susi Sebut Masalah Kelautan dan Perikanan Belum Selesai)

Hanya saja, menurut dia, politisi kerap menggunakan nelayan sebagai "modus" untuk menyelamatkan para pengusaha kapal.

"Kalau saya harus dealing, Pak Limpo masalahnya ingin kapal kapasitas 500 GT bisa jalan mengangkut ikan. Kapal 500 GT itu ikan semua ditarik langsung ke Tiongkok ke luar negeri, kalau saya perbolehkan kapal masuk lagi ya hilang lagi ikan-ikan kita," kata Susi.

Di sisi lain, Susi menegaskan, pemerintah tengah menggalakkan aturan untuk meningkatkan konsumsi ikan.

Pada pemerintahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, lanjut dia, konsumsi ikan sudah meningkat 7 kilogram, dari 36 kg menjadi 43 kg.

"Kenaikan 7 kg kalau dikalikan dengan 250 juta warga Indonesia, sudah ada 1.750.000 ton ikan yang dimakan. Kemudian kami mau naikkan lagi 3 kg," kata Susi.

Di dalam menjaga kelautan dan perikanan ada dua pilar utamanya, yakni sovereignty dan sustainability.

Susi mengatakan, saat ini, sebetulnya Sulawesi Selatan diuntungkan. Karena inflasinya rendah dan nilai tukar nelayan yang tinggi. Hal tersebut meningkatkan perekonomian Sulawesi Selatan.

Lantas, apa yang menjadi keberatan Syahrul? "Saya tidak bisa menduga lebih jauh. I dont understand saja kenapa mereka seperti ini," kata Susi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan di ATM BRI, BNI, BCA, dan Mandiri

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan di ATM BRI, BNI, BCA, dan Mandiri

Spend Smart
Cara Bayar Tagihan IndiHome lewat DANA, GoPay, OVO, dan LinkAja

Cara Bayar Tagihan IndiHome lewat DANA, GoPay, OVO, dan LinkAja

Spend Smart
Simak Perbedaan ATM Link dan ATM Bersama

Simak Perbedaan ATM Link dan ATM Bersama

Whats New
PTPN III Resmi Bentuk 2 Sub Holding, Gabungan dari 13 Perusahaan

PTPN III Resmi Bentuk 2 Sub Holding, Gabungan dari 13 Perusahaan

Whats New
Apa yang Terjadi Kalau Masyarakat Tak Lakukan Pemadanan NIK dan NPWP?

Apa yang Terjadi Kalau Masyarakat Tak Lakukan Pemadanan NIK dan NPWP?

Whats New
Di Tengah Perlambatan, Pekerja Digital Perlu Tingkatkan Ketrampilan

Di Tengah Perlambatan, Pekerja Digital Perlu Tingkatkan Ketrampilan

Work Smart
BRI Buka Lowongan Kerja hingga 8 Desember 2023, Simak Kualifikasinya

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 8 Desember 2023, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Tingkatkan Pembiayaan Hijau, BSI Gandeng 3.300 Pengembang

Tingkatkan Pembiayaan Hijau, BSI Gandeng 3.300 Pengembang

Whats New
Menko Airlangga: Transformasi Digital pada Healthtech Industry jadi Kunci Manfaatkan Momentum Bonus Demografi

Menko Airlangga: Transformasi Digital pada Healthtech Industry jadi Kunci Manfaatkan Momentum Bonus Demografi

Whats New
Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Siap Menjadi Produsen Kendaraan Listrik bagi Pasar Global

Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Siap Menjadi Produsen Kendaraan Listrik bagi Pasar Global

Whats New
Miliarder Ini Sebut Rumah Mewah Tak Jamin Kebahagiaan

Miliarder Ini Sebut Rumah Mewah Tak Jamin Kebahagiaan

Whats New
Sirkuit Mandalika Dipakai Balap Mobil Porsche Sprint Challenge, Ini Kata InJourney

Sirkuit Mandalika Dipakai Balap Mobil Porsche Sprint Challenge, Ini Kata InJourney

Whats New
Bertemu CEO Bandara Jeddah, Menhub Tawarkan Kerja Sama Bandara Haji-Umrah

Bertemu CEO Bandara Jeddah, Menhub Tawarkan Kerja Sama Bandara Haji-Umrah

Whats New
Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi, Rumus, dan Contohnya

Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi, Rumus, dan Contohnya

Whats New
10 Indikator Pertumbuhan Ekonomi yang Paling Banyak Digunakan

10 Indikator Pertumbuhan Ekonomi yang Paling Banyak Digunakan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com