Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rhenald Kasali
Guru Besar Manajemen

Akademisi dan praktisi bisnis yang juga guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejumlah buku telah dituliskannya antara lain Sembilan Fenomena Bisnis (1997), Change! (2005), Recode Your Change DNA (2007), Disruptions, Tommorow Is Today, Self Disruption dan The Great Shifting. Atas buku-buku yang ditulisnya, Rhenald Kasali mendapat penghargaan Writer of The Year 2018 dari Ikapi

Lawanlah "Shifting" dengan Inovasi

Kompas.com - 06/08/2017, 08:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Juga ditemukan fakta adanya perusahaan yang  penjualannya turun namun keuntungannya naik. Hero misalnya (keuntungan sebelum pajaknya malah naik 341 persen). Sebaliknya Mayora yang penjualannya  tumbuh hanya 1,2 persen, operating profitnya sudah minus 17 persen.

Apakah prestasi yang dicapai masing-masing perusahaan itu cerminan dari daya beli pasar pada segmen yang digeluti masing-masing pelaku usaha atau kualitas inovasi dan manajerialnya?

Ini tentu menjadi PR bagi para pelaku usaha, pemerintah dan peneliti agar tidak menimbulkan kebingungan.

Ini menjadi penting sebab bila eksekutif “salah membaca” dan beranggapan penurunan pendapatannya karena daya beli, maka ia akan memilih menunggu, bukan berinovasi atau memperbaiki business process-nya. Sebab mereka pikir, daya beli itu ada di luar kendalinya.

Pertanyaannya, andaikan benar itu masalah daya beli, apakah penjualannya kelak akan kembali lagi  setelah daya beli membaik?

Shifting Masih Terus Berlanjut

Maaf, saya perlu mengingatkan para eksekutif dan regulator agar lebih berhati-hati membaca sinyal-sinyal lembut perubahan yang terjadi kali ini.

Perubahan kali ini bersifat disruptif, bukan kontinum. Ia mengubah platform, bukan renovasi sesaat. Dan ia bisa merobohkan pelaku-pelaku lama (incumbent), seberapa pun kuatnya brand, reputasi atau penerapan ountinuous innovation.

Amati terus inovasi  disruptif  yang berpotensi menghancurkan lapangan pekerjaan kalau dikendalikan dari luar secara agresif.

Maka, selain aspek daya beli atau keinginan membeli yang perlu terus didalami itu kita masih akan mendengar nama-nama besar yang berpotensi bertumbangan walaupun saat ini masih menuai banyak keuntungan. Inovasi para pendatang baru yang masih kecil yang terkesan "membakar uang" jelas tak bisa diabaikan.

Harap Anda membacanya dengan penuh hati-hati. Sebab saat penjualannya turun besar-besaran dan harus dialihkan ke Microsoft, Nokia (2013)  tak berani menyalahkan daya beli. Walaupun pada saat yang sama, Kodak (2013) juga bangkrut.

Lalu tahun-tahun berikutnya (2016), penjualan hampir semua toko ritel di Amerika Serikat  juga ikut turun dan ratusan outlet toko milik Wallmart, Macy’s, Kohl’s, Sears ditutup di banyak lokasi. Padahal, di Amerika Serikat, Forrester dan eMarketer memperkirakan bisnis retail online  di AS pada akhir tahun ini baru mencapai sekitar 440 miliar dollar AS atau kurang dari 8 persen dari total sales retail.

Namun, meski persentasenya kecil, secara empiris hal itu sudah terbukti cukup melumpuhkan retailer-retailer konvensional besar di Amerika Serikat. Mungkinkah itu juga yang tengah terjadi di sini? Ia bisa saja menghancurkan secara selektif.

Lawan Dengan Inovasi

Perhatikanlah, saat diserahkan kepada Microsoft, CEO Nokia Stephen Elop berkata, “Tak ada keputusan manajerial yang salah, tetapi kita tiba-tiba merugi, kehilangan.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com