Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rhenald Kasali
Guru Besar Manajemen

Akademisi dan praktisi bisnis yang juga guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejumlah buku telah dituliskannya antara lain Sembilan Fenomena Bisnis (1997), Change! (2005), Recode Your Change DNA (2007), Disruptions, Tommorow Is Today, Self Disruption dan The Great Shifting. Atas buku-buku yang ditulisnya, Rhenald Kasali mendapat penghargaan Writer of The Year 2018 dari Ikapi

Lawanlah "Shifting" dengan Inovasi

Kompas.com - 06/08/2017, 08:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Lalu PM Finlandia Alexander Stubb menyatakan penyebab rontoknya ekonomi negerinya ada pada Apple, yang mengakibatkan rating pinjaman negeri itu diturunkan Standard & Poor dari AAA ke AA+. “…..iPhone killed Nokia and the iPad killed the Finnish paper industry… “ Namun ia menyambutnya secara positif: “We’ll make a comeback,” lanjutnya.

Begitulah shifting terjadi. Bagi bangsa yang menghargai inovasi, ancaman dan gempuran tak dihadapi dengan tangisan, melainkan sikap produktif-inovatif.

Di lain pihak, shifting itu tak hanya terjadi dari dunia konvesional ke dunia online. Ia bisa terjadi dari satu pelaku ke pelaku lainnya. Waktu berjalan, ekonomi suatu bangsa berubah, teknologi berubah, generasi baru berdatangan dan gaya hidup ikut berubah.

Sama seperti Anda sebagai konsumen melakukan shifting dari membeli mobil bekas ke mobil baru, dari sepeda motor ke mobil LCGC, dari berobat di puskesmas ke rumah sakit, dari asuransi ke BPJS kesehatan (dan sebaliknya), dari rumah susun ke apartemen, dari beras ke mie instan, dari masak sendiri di rumah ke restoran, dari telepon kabel ke telepon genggam, dari tv berantena ke tv kabel, dan seterusnya.

Sekali lagi, pendapatan berubah, konsumsi berubah. Teknologi baru berdatangan memperluas pilihan. Gaya hidup mengubah banyak hal.

Oleh sebab itulah, penting bagi BPS, pemerintah dan para ekonom belajar kembali dan memotret habis perubahan gaya hidup masyarakat lebih sering lagi dan membangun tradisi inovasi.

Dan, karena kita hidup di negri kepulauan yang ekonominya beragam, sudah pasti potret ekonominya perlu dikelompokkan agar mudah dibandingkan. Rentang waktu 5 tahun untuk memotret gaya hidup  yang digeneralisasikan kota-desa dan pusat-daerah, sama sekali tak cukup. Jangan lupa kota-kota kecil telah berubah menjadi daerah urban yang padat.

Jadi shifting itu bukan semata-mata terjadi dari “konvensional” ke “online”. Konsumen bisa pindah dari pelanggan Rumah Sakit A ke B yang jaringannya lebih luas dan teknologinya up to date; dari sepeda motor buatan Jepang ke LCGC dan mobil-mobil murah buatan China; dari mainan anak-anak fisik (boneka dan mainan) ke fun games dan gym anak-anak; dari gedung perkantoran ke perumahan dan seterusnya.

Disruption terjadi dalam dua kategori. Pertama, pasar yang di bawah (low-end market) yang bisa menggerus pelaku usaha yang menbidik di atasnya. Atau yang kedua, benar-benar menciptakan pasar yang benar-benar baru.

Keduanya sama-sama berpotensi memindahkan rezeki yang bisa menghancurkan masa depan incumbents yang sudah bersusah payah membangun pasar dan menciptakan lapangan pekerjaan besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com