Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte Giat Bangun Infrastuktur, Mata Uang Filipina Anjlok

Kompas.com - 06/08/2017, 18:49 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

MANILA,KOMPAS.com - Perusahaan konstruksi Filipina Teravera Corp berencana untuk meningkatkan pinjaman dollar AS untuk keempat kalinya dalam setahun.

Sebelumnya, perusahaan Filipina tersebut telah meminjam sekitar 2,5 juta dollar AS untuk membeli puluhan ekskavator, rol jalan dan truk dump dari China, Korea Selatan dan Jepang.

Teravera adalah satu dari ratusan kontraktor lokal yang berkontribusi terhadap lonjakan impor barang modal.

Utang perusahaan ini telah mengubah surplus perdagangan Filipina menjadi defisit dan menjatuhkan nilai mata uang peso (PHP) turun ke posisi terendah dalam 11 tahun terakhir terhadap dollar AS pada bulan lalu.

Selain konstruksi swasta, perusahaan seperti Teravera yakin akan ada lagi kontrak yang berasal dari pemerintah untuk meningkatkan jalan, kereta api, pelabuhan dan bandara yang bobrok, dan telah menjadi hambatan ekonomi.

"Kami telah melihat daftar proyek pemerintah dan mereka menawar lebih awal, itulah sebabnya kami telah menyiapkan peralatan," kata wakil presiden Teravera Aldrin Cabrera seperti dilansir Reuters.

Dia mengatakan perusahaan yakin akan melakukan subkontrak untuk membangun proyek jalan tol empat jalur tertunda di bagian selatan pulau Luzon akhir tahun ini, karena merupakan salah satu pemain besar di wilayah tersebut.

Sebelumnya, pelaku usaha asing dan lokal telah frustrasi dengan proyek Kemitraan Pemerintah Swasta di era Presiden Benigno Aquino, yang seringkali membutuhkan waktu lama untuk memulai pekerjaan karena birokrasi.

Kini di bawah kendali Presiden Rodrigo Duterte, telah memutuskan bahwa semua proyek akan sepenuhnya didanai oleh pemerintah.

Pemimpin kontroversial tersebut mengatakan bahwa dia merencanakan kampanye infrastruktur "Build, Build, Build" senilai 180 miliar dollar AS dalam masa enam tahun jabatannya.

Duterte telah menyetujui pelelangan 21 proyek senilai 16 miliar dollar AS, termasuk perombakan bandara kumuh Manila dan jalur kereta api di pulau Mindanao di selatan.

Sedangkan proyek lainnya meliputi perbaikan pelabuhan, jalan, rel kereta api dan sarana irigasi.

Meskipun ada masalah keamanan terkait dengan perang berdarah Mindanao dan Duterte terhadap obat-obatan terlarang, investor menyambut baik komitmen tersebut, namun mengatakan bahwa mereka perlu melihat kemajuan di lapangan.

"Kami melihat komitmen dan keseriusan yang tinggi di level eksekutif dan kemungkinan pembiayaan yang memadai. Setiap proyek harus diselesaikan sesuai jadwal namun untuk kemajuan yang sangat substansial dan signifikan," kata John Forbes, penasihat senior di Kamar Dagang Amerika di Filipina. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GOTO Catat Rugi Bersih Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024, Susut 78 Persen

GOTO Catat Rugi Bersih Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024, Susut 78 Persen

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com