Minggu (6/8/2017) pagi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersiap naik helikopter di Bandara Udara Ranai, Natuna, Kepulauan Riau.
Ia ditemani Dirjen Perikanan Tangkap Sjarief Widjaja, Kepala Badan Riset dan SDM Zulficar Mochtar, dan Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan Agus Suherman.
Menteri Susi dan rombongan rencananya akan mengitari Pulau Bunguran, pulau terbesar di Kabupaten Natuna, yang merupakan salah satu pulau terluar Indonesia. Pulau Bunguran berbatasan langsung dengan Laut Natuna Utara, yang sebelumnya bernama Laut China Selatan.
Susi ingin melihat titik-titik sentra perikanan di Natuna sekaligus patroli untuk melihat apakah masih ada praktik penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) di kawasan tersebut.
Beberapa menit kemudian, helikopter pun melaju di udara, menyusuri garis pantai Pulau Bunguran sepanjang kurang lebih 2.000 km persegi.
Topografi daratan Pulau Natuna didominasi tanah berbukit yang dilapisi hutan tropis, yang di sana-sini tampak gundul akibat pembabatan hutan.
Sementara pantainya dipenuhi gugusan karang yang sebagian besar mati akibat destructive fishing atau penangkapan ikan yang merusak lingkungan seperti menggunakan bom dan sianida.
Kendati gugusan atolnya sebagian sudah mati, pantai yang mengelilingi Pulau Bunguran tetap sangat indah dipandang. Pasir putihnya tak henti dijilati air laut hijau kebiruan yang begitu bening.
Setelah mengudara sekitar 30 menit, helikopter berada di atas Pulau Seluan, pulau kecil yang berada di sisi barat Pulau Bunguran.
Menteri Susi yang sejak awal tak henti memandangi laut di bawahnya sambil sesekali mengambil gambar dengan kamera Nikon putihnya, tiba-tiba berseru.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.