Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Konsistensi Menteri Susi Memberantas "Illegal Fishing"

Kompas.com - 07/08/2017, 06:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorMuhammad Fajar Marta

Minggu (6/8/2017) pagi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersiap naik helikopter di Bandara Udara Ranai, Natuna, Kepulauan Riau.

Ia ditemani Dirjen Perikanan Tangkap Sjarief Widjaja, Kepala Badan Riset dan SDM Zulficar Mochtar, dan Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan Agus Suherman.

Menteri Susi dan rombongan rencananya akan mengitari Pulau Bunguran, pulau terbesar di Kabupaten Natuna, yang merupakan salah satu pulau terluar Indonesia. Pulau Bunguran berbatasan langsung dengan Laut Natuna Utara, yang sebelumnya bernama Laut China Selatan.

Susi ingin melihat titik-titik sentra perikanan di Natuna sekaligus patroli untuk melihat apakah masih ada praktik penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) di kawasan tersebut. 

Beberapa menit kemudian, helikopter pun melaju di udara, menyusuri  garis pantai Pulau Bunguran sepanjang kurang lebih 2.000 km persegi.

Topografi daratan Pulau Natuna didominasi tanah berbukit yang dilapisi hutan tropis, yang di sana-sini tampak gundul akibat pembabatan hutan.

Sementara pantainya dipenuhi gugusan karang yang sebagian besar mati akibat destructive fishing atau penangkapan ikan yang merusak lingkungan seperti menggunakan bom dan sianida.

Kendati gugusan atolnya sebagian sudah mati, pantai yang mengelilingi Pulau Bunguran tetap sangat indah dipandang. Pasir putihnya tak henti dijilati air laut hijau kebiruan yang begitu bening.

Setelah mengudara sekitar 30 menit, helikopter berada di atas Pulau Seluan, pulau kecil yang berada di sisi barat Pulau Bunguran.

Menteri Susi yang sejak awal tak henti memandangi laut di bawahnya sambil sesekali mengambil gambar dengan kamera Nikon putihnya, tiba-tiba berseru.

"Itu seperti kapal ikan Thailand...! Jelas terlihat dari bentuk anjungan dan lunasnya...!" seru Menteri Susi.

Para penumpang yang lain ikut mengamati. Tampak 5 kapal ikan berukuran kira-kira 80 Gross Ton melaju beriringan ke arah selatan dari Pulau Seluan. Empat kapal ikan memiliki bentuk serupa dan dari ciri-cirinya diketahui kapal-kapal dari pantura. Namun satu kapal ikan memiliki bentuk berbeda dan disinyalir merupakan kapal buatan Thailand.

Menteri Susi meminta pilot untuk menurunkan ketinggian sambil terbang memutari kapal-kapal tersebut.

Helikopter terbang merendah mendekati kapal-kapal tersebut.  Benar saja, hampir dapat dipastikan itu merupakan kapal ikan asal Thailand. Namun, tampak jelas juga, kapal itu berbendera Indonesia dan juga memiliki nama dalam bahasa Indonesia. Karena berbendera Indonesia, kapal itu tergolong sebagai kapal eks asing.

Keberadaan kapal eks asing di perairan Natuna jelas mengherankan. Sebab, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mencabut izin seluruh kapal eks asing menangkap ikan di perairan Indonesia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com