Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Konsistensi Menteri Susi Memberantas "Illegal Fishing"

Kompas.com - 07/08/2017, 06:27 WIB
Kompas TV Setelah aksi mosing di atas kapal, kini menteri yang dikenal nyentrik berjoget ria sembari mendengarkan lagu The Bettles di atas kapal.
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorMuhammad Fajar Marta

Ketidaksolidan pemerintah dalam memberantas illegal fishing hanya akan menjadi celah para pencuri ikan masuk kembali ke perairan Indonesia.

Bisa jadi, masih adanya kapal eks asing di Perairan Natuna merupakan pertanda bangkitnya kembali kepercayaan diri para pencuri ikan. Itu karena mereka melihat pemerintah tak lagi solid dalam memandang bagaimana hukum harus ditegakkan di laut.

Mereka melihat di tubuh pemerintahan,, tak semuanya setuju dengan penenggelaman kapal illegal fishing. Ini jelas kabar yang menggembirakan bagi para garong ikan. Sebab, itulah yang selama ini mereka takutkan dari Menteri Susi yang tak kenal kompromi dan konsisten memberi efek jera dan gentar kepada para pencuri ikan.

"Selama armada kapal pengawas kita masih kurang, maka satu-satunya cara untuk memagari perairan kita dari pencurian ikan adalah menegakkan hukum secara tegas sehingga bisa memberikan efek jera dan efek gentar kepada para pelaku illegal fishing," kata Susi.

Jelas merupakan kerugian besar bagi bangsa ini apabila tonggak sejarah pemberantasan illegal fishing yang telah dipancangkan Menteri Susi dicoba dilonggarkan oleh sejumlah pihak hanya untuk kepentingan sesaat.

Senyum nelayan-nelayan di Natuna kini mengembang lebar, yang tak pernah terlihat tatkala ribuan kapal ikan asing menjarah perairan Indonesia. Jangan sampai senyum-senyum itu hilang kembali.

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com