Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Periode Lebaran Bergeser, Permintaan Semen Menurun

Kompas.com - 07/08/2017, 15:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menyatakan, permintaan semen nasional turun 1,3 persen pada semester I 2017. Dengan demikian, pangsa pasar perseroan menjadi turun ke level 25,5 persen.

Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya menyebut, konsumsi semen di pasar seperti di DKI Jakarta turun 7,7 persen. Adapun konsumsi semen di Jawa Barat turun 2,7 persen.

Menurut Christian, penurunan permintaan semen nasional pada semester I 2017 disebabkan bergesernya periode hari raya Idul Fitri pada tahun ini.

"Perbedaan waktu bulan Ramadhan dan Lebaran yang jatuh pada semester I tahun ini juga memengaruhi volume penjualan dibandingkan tahun lalu di mana Ramadhan jatuh di semester II," kata Christian pada acara Public Expose Marathon di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (7/8/2017).

Indocement sendiri mencatat penurunan volume penjualan domestik sebesar 1,4 persen pada semester I 2017 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada semester I 2017, volume penjualan domestik perseroan tercatat sebesar 7,8 juta ton.

Angka tersebut turun 109.000 ton dibandingkan 8,1 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, perseroan mencatatkan penjualan klinker domestik sebesar 741 persen dibandingkan tahun lalu.

Pada semester I 2017 penjualan klinker domestik tercatat 269.0000 ton. Dengan demikian, keseluruhan total penjualan perseroan adalah 7,9 juta ton atau turun 2,4 persen periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, pendapatan netto Indocement turun 15,5 persen menjadi Rp 6,54 triliun dari Rp 7,74 triliun pada semester I 2017 Hal ini disebabkan penurunan harga jual domestik sebesar 12,6 persen dan volume penjualan domestik sebesar 1,4 persen dibandingkan tahun lalu.

(Baca: Banyak Pemain Baru, Indonesia "Kebanjiran" Semen)

Sekadar informasi, dalam 2-3 tahun terakhir, kapasitas semen di Indonesia meningkat drastis seiring bertambahnya pebisnis baru.

Peningkatan jumlah pemain baru ini pun tidak tanggung-tanggung. Pada 2012, jumlah pelaku produsen semen di Indonesia hanya 9 perusahaan. Saat ini jumlahnya telah mencapai 19 perusahaan.

Dengan demikian, saat ini kapasitas nasional hampir 100 juta ton per tahun, sementara demand (permintaan) sekitar 65-66 juta ton.

Meski demikian, kelebihan semen ini tidak bisa serta-merta dijual ke luar Indonesia. Sebab, pesaingnya yakni semen dari China dan Vietnam kapasitas produksinya juga luar biasa banyak. Di luar negeri, harga semen Indonesia sulit bersaing.

Kompas TV Industri semen nasional optimistis bisa menggenjot ekspor hingga 100 persen tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com