Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selangkah Lagi, Negara Kaya Minyak Venezuela Menuju Default

Kompas.com - 09/08/2017, 11:00 WIB

CARACAS, KOMPAS.com - Utang Venezuela kian menumpuk. Per Senin (7/8/2017), nilai utang negara ini mencapai 251 juta dollar AS kepada pemegang saham.

Pembayaran ini segera harus dilakukan setelah pada pekan lalu Venezuela mengalami banyak hal penting.

Sebut saja: Jaksa Agung diturunkan dari jabatannya, dan sebagai gantinya, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menunjuk pihak-pihak yang menjadi tangan kanannya. Tak hanya itu, pihak militer mengalami bentrokan dengan para pengunjuk rasa.

(Baca: Venezuela Selangkah Menuju Default, Pelajaran Apa yang Kita Petik?)

Para pengamat menilai, Venezuela akan melakukan pembayaran kepada pemegang obligasi. Hanya saja, negara ini memiliki utang jatuh tempo lainnya dalam waktu dekat.

Kemungkinan Venezuela mengalami gagal bayar alias default sangat besar jika perekonomian negara ini belum juga membaik dan Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru terhadap Venezuela. 

(Baca: Venezuela Akan Jadi Negara Produsen Minyak Pertama yang Gagal Total)

"Negara ini (Venezuela) sudah hancur dan gagal bayar sudah di depan mata. Sanksi atas minyak kemungkinan akan segera diberlakukan sehingga mempercepat terjadinya default," papar Siobhan Morden, pengamat obligasi Amerika Latin di Nomura Holdings kepada CNN Money.

Seperti yang diketahui, pemerintahan Donald Trump memberlakukan sanksi terhadap Presiden Maduro menyusul klaim kemenangannya pada voting yang berlangsung 30 Juli lalu.

Mayoritas negara di dunia menyangkal hasil voting tersebut dan mengatakan Mahkamah Konstitusi yang baru menandakan era kepemimpinan diktator.

Selain itu, pemerintah AS menegaskan akan menerapkan sanksi tambahan jika situasi politik terus memburuk.

Pemecatan Jaksa Agung Luisa Ortega, bersamaan dengan taktik politik yang penuh dengan tekanana terhadap aksi demonstrasi, membuktikan bahwa pemerintah Venezuela saat ini melakukan hal yang bertentangan dengan permintaan komunitas internasional dalam hal demokrasi.

Senjata terbesar Trump pun digadang-gadang akan dikeluarkan. Yakni pelarangan atas minyak Venezuela.

Ini merupakan satu-satunya sumber pemasukan bagi Venezuela. Dana tunai yang dimiliki Venezuela bisa langsung mengering jika mereka tidak bisa menjual minyak ke AS, konsumen utama minyak mereka.

Namun sanksi ini bak pedang bermata dua. Sanksi bisa kian membuat kekurangan pangan dan obat-obatan Venezuela semakin memburuk dari yang sudah buruk saat ini. Di sisi lain, sanksi ini bisa memperbesar dukungan terhadap Maduro.

"AS sejauh ini masih menahan diri mengambil kebijakan yang akan memperburuk industri minyak Venezuela. Jika hal itu dilakukan, maka kondisi itu akan mempercepat skenario default," papar Win Thin, head of emerging market currency strategy Brown Brothers Harriman.

Di tengah sanksi AS kepada Venezuela, perekonomian negara ini semakin tidak terkontrol.

Nilai tukar tidak resmi yang digunakan mayoritas warga Venezuela naik dua kali lipat sejak akhir Juli.

Sedangkan tingkat inflasi, menurut IMF, diprediksi akan melejit hingga 720 persen tahun ini dan melampaui 2.000 persen tahun depan. (Barratut Taqiyyah Rafie)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com