Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Indofood Ragu Daya Beli Masyarakat Disebut Turun

Kompas.com - 09/08/2017, 17:31 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Franciscus Welirang mengaku ragu terkait daya beli masyarakat saat ini diprediksi menurun. Dirinya melihat, daya beli masyarakat saat ini tidaklah menurun tetapi hanya mengalami perlambatan.

"Persepsi ini (daya beli) terlihat turun, nyatanya kami tidak melihat, masih ada pertumbuhan, masih tumbuh kecil," ujarnya saat konfrensi pers di Bursa Efek Indonesia, Rabu (9/8/2017).

Franciscus Welirang menjelaskan, beberapa faktor penyebab melambatnya daya beli lantaran adanya perubahan prefensi konsumen dan juga berkurangnya hari kerja pada saat momen Hari Raya Idul Fitri 2017 lalu.

"Hari transaksi berkurang, bulan Juni 2017 hanya 15 hari kerja, dibilang turun (daya beli), tidak betul juga, karena harus dilihat harian," tambahnya.

Dengan itu, pihaknya tidak sependapat jika konsumsi masyarakat sedang alami penurunan drastis. Sebab, perseroan masih merasakan kenaikan kinerja.

(Baca: Indofood: Barter CPO dengan Nigeria Merupakan Strategi Dagang)

Franciscus Welirang mengungkapkan, daya beli masyarakat bisa dilihat dari satu komoditas pangan yakni tepung terigu yang menjadi bahan baku utama berbagai pangan olahan, salah satunya adalah roti.

Menurutnya, ada beberapa pabrik roti dengan skala kecil telah menutup usahanya, namun bukan disebabkan daya beli tetapi lebih kepada pergeseran pola konsumsi masyarakat.

"Ada usaha-usaha kecil yang tutup, betul. Pengusaha roti yang kelasnya harga Rp 500 sampai Rp 1.000 itu tutup. Kenapa? ternyata konsumennya lebih memilih mie," kata dia. 

"Jadi pengusaha kecil mie tetap tumbuh. Jadi ada perubahan dan peralihan preferensi konsumen, itu terjadi di pasar. Kami melihat itu di Usaha Kecil Menengah kami," paparnya.

Sementara itu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk membukukan laba pada semester I 2017 sebesar Rp 4,56 triliun. Capaian tersebut meningkat 13,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,01 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com