JAKARTA, KOMPAS.com - Paparan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01 persen menuai aneka pendapat di kalangan masyarakat. Salah satu sisi, menilai bahwa pertumbuhan tersebut sudah baik.
Di sisi lain, melihat dan waspada bahwa di angka itu terdapat sisi lain adanya pelemahan daya beli.
Sri Mulyani termasuk pihak yang waspada pada paparan angka ini. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menuturkan, hal yang perlu diwaspadai yaitu tingkat konsumsi rumah tangga yang tumbuh melambat pada kuartal II 2017.
Sementara Faisal Basri, memiliki pandangan bahwa memang benar kenaikan konsumsi masyarakat sedikit melambat menjadi di bawah 5 persen atau persisnya 4,93 persen pada kuartal I 2017, tetapi jauh dari merosot atau turun sebagaimana banyak diberitakan belakangan ini.
"Tumbuh tapi melambat. Berbeda dengan merosot," kata dia, Selasa (8/8/2017).
Ulasan para tokoh tersebut mengenai konsumsi masyarakat dan daya beli, menjadi berita yang menarik perhatian pembaca ekonomi Kompas.com.
Berikut lima berita populer di kanal ekonomi Kompas.com yang bisa Anda baca ulang hari ini, Kamis (10/8/2017).
1. Hal Serius Bagi Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen pada kuartal II 2017 masih positif. Namun, ia mengungkapkan ada hal yang perlu diwaspadai, yaitu tingkat konsumsi rumah tangga yang tumbuh melambat pada kuartal II 2017.
Pada kuartal II 2017, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,95 persen. Padahal dari data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga mampu tumbuh 5,07 persen pada kuartal II 2016.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.