GARUT, KOMPAS.com - Banyaknya bisnis investasi bodong di masyarakat dalam berbagai bentuk investasinya. Membuat masyarakat harus lebih berhati-hati dalam melakukan investasi.
Fredy Chandra, Direktur Utama PT Internasional Mitra Futures (Foreximf.com), perusahaan perdagangan berjangka yang berpusat di Bandung, mengatakan ada beberapa cara mudah membedakan investasi bodong dengan yang tidak.
Salahsatu cara yang paling mudah adalah dengan melihat suku bunga yang ditawarkan.
"Jika suku bunga yang ditawarkan diatas suku bunga bank rata-rata, apalagi sampai dua kali lipat suku bunga bank, itu bisa jadi investasi bodong," jelasnya saat ditemui di sela acara edukasi perdagangan berjangka di Garut, Kamis (10/8/2017).
(Baca: Hindari Investasi Bodong, Tokoh Agama dan Masyarakat Juga Perlu Edukasi Keuangan)
Fredy melihat, tidak logis jika sebuah perusahaan investasi menarik dana dari masyarakat untuk kemudian memberikan bunga yang lebih tinggi.
Jika benar investasi yang dilakukan perusahaan tersebut memang menguntungkan, kenapa tidak pakai uang sendiri atau meminjam dari bank yang bunganya lebih rendah.
"Secara logika saja, jika benar investasinya menguntungkan, uang sendiri saja yang diinvestasikan, atau pinjam dari bank, kan bunganya bisa lebih rendah," katanya.
Perusahaan investasi bodong, menurut Fredy, biasanya memberi janji bunga per bulan kepada nasabahnya mulai 1-5 persen.
Jika dikalkulasikan dalam satu tahun jumlahnya bisa lebih dari suku bunga Bank Indonesia yang besarannya hanya sekitar 6-7 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.