JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi Venezuela semakin tertekan. Nilai utang jatuh tempo negara ini mencapai 251 juta dollar AS kepada pemegang saham.
Pembayaran utang ini harus segera dilakukan setelah pada pekan lalu Venezuela mengalami banyak hal penting terkait aksi pemerintahan Presiden Nicolas Maduro kepada para pimpinan oposisi.
Sebelumnya, Para pengamat menilai, Venezuela akan melakukan pembayaran kepada pemegang obligasi. Hanya saja, negara ini memiliki utang jatuh tempo lainnya dalam waktu dekat.
Kemungkinan Venezuela mengalami gagal bayar alias default sangat besar jika perekonomian negara ini belum juga membaik dan Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru terhadap Venezuela, misal sanksi energi.
(Baca: Juli 2017, Inflasi Venezuela Tembus 248,6 Persen)
Lantas, apa arti default sebuah negara dalam konteks perekonomian?
Ahli hukum bisnis Giovanni Mofsol Muhammad, Partner dan Praktisi Hukum di Hanafiah Ponggawa & Partners (HPRP) memberikan penjelasannya sebagai berikut.
Menurut dia, seperti diketahui, saat ini Venezuela sedang mengalami krisis ekonomi yang disebabkan oleh inflasi yang sangat tinggi. Lembaga keuangan internasional International Monetary Fund (IMF) memperkirakan inflasi di negara ini bisa mencapai 700 persen.
Penyebab kenaikan inflasi ini adalah karena turunnya harga minyak. Venezuela merupakan negara yang sangat bergantung pada harga minyak.
Penyebab lainnya yakni ketidakstabilan politik dalam negeri dan krisis pangan. Hal-hal itu merupakan sebagian penyebab yang mungkin akan membuat Venezuela default.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.