Mengukur kemampuan bayar
Selain mengukur aset, Anda bisa melihat lagi dari kemampuan bayar utang. Kemampuan ini bisa dilihat dari penghasilan bulanan Anda. Berapa penghasilan rutin Anda dari gaji, maupun penghasilan lainnya jika ada.
Misalnya penghasilan dari usaha sampingan. Jika penghasilan total Anda Rp 15 juta per bulan, kemampuan bayar utang Anda sekitar 30 persen dari penghasilan atau sekitar Rp 4,5 juta per bulan.
Porsi 30 persen ini umumnya disarankan oleh perencana keuangan, di antaranya Eko Endarto dalam bukunya tentang mengelola penghasilan bulanan.
Kemampuan bayar utang sebesar Rp 4,5 juta per bulan itu pun harus dibagi dengan utang lainnya.
Artinya itu batas maksimal Anda memiliki semua cicilan: rumah, mobil, hingga KTA atau kartu kredit.
Jika total cicilan saat ini masih Rp 3 juta per bulan, berarti Anda memiliki ruang untuk berutang sebesar Rp 1,5 juta per bulan.
Ruang tersebut bisa Anda gunakan untuk berbelanja dengan kartu kredit senilai Rp 1,5 juta sehingga bulan depan harus Anda bayar penuh sebesar nilai belanja agar Anda tidak terkena bunga kartu kredit.
Atau Anda bisa mengambil utang lainnya, misalnya kredit tanpa agunan, dengan nominal tertentu sepanjang cicilan sebesar Rp 1,5 juta per bulan.
Komitmen membayar
Dalam berutang, prinsip lain yang harus selalu diingat ialah, Anda mendapatkan kepercayaan dari lembaga keuangan.
Sebab itu, Anda perlu memiliki komitmen untuk membayarnya hingga lunas demi menjaga kepercayaan lembaga keuangan.
Dengan menjaga komitmen ini, credit score Anda tidak akan jelek sehingga Anda akan dipercaya bank untuk mencari pinjaman lagi jika ada keperluan.
Mengetahui cara penyelesaian utang
Kadang, dalam proses pembayaran utang mengalami masalah sehingga pembayarannya terganggu. Sebab itu setiap Anda perlu tahu cara penyelesaian utang jika mengalami gangguan.