Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Kumpulkan Data Transaksi "E-Commerce," Untuk Apa?

Kompas.com - 14/08/2017, 16:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) akan bekerja sama dengan beberapa pihak untuk mengumpulkan data transaksi belanja online e-commerce. Tujuannya adalah guna mengukur daya beli masyarakat.

Beberapa waktu terakhir, masyarakat semakin banyak yang melakukan belanja dengan kanal online dibandingkan cara konvensional.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, saat ini sebenarnya semua data tersebut tercermin dalam data produksi dan pasokan (supply) ke pasar.

Meski tidak secara khusus menggambarkan seberapa besar transaksi e-commerce, namun data iti menjadi langkah awal mengetahui berapa produksi yang dihasikan industri.

(Baca: Tren Belanja Online Tak Bisa Dikaitkan dengan Penurunan Daya Beli)

"Jumlah produk atau jumlah supply ke pasar tidak mungkin melebihi konsumsi maupun impor. Cuma ada perubahan cara transaksi dari offline jadi online," kata Suhariyanto di Gedung DPR/MPR, Senin (14/8/2017).

Suhariyanto menuturkan, saat ini BPS belum bisa secara khusus mengumpulkan data transaksi e-commerce. Oleh sebab itu, BPS akan menggandeng Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) yang mempunyai sekira 300 anggota.

"Rencananya memang akan meng-capture datanya dari payment gateway, tapi belum sampai ke detailnya. Saat ini kami hanya pernah melakukan survei kecil ke rumah tangga, dari survei itu 15 persen dari rumah tangga pernah melakukan transaksi online," ungkap Suhariyanto.

Dari survei tersebut, BPS menemukan adanya pola ketika pendapatan makin tinggi, maka porsi belanja online makin besar. Hasil ini memberikan gambaran bahwa kelas menengah ke atas masih melakukan konsumsi selain daripada memperbanyak porsi liburan dibandingkan belanja.

"Jadi sebetulnya bukan pendapatannya kurang tapi karena dia ada switching ke sana. Menahan uang bagus atau tidak? Itu tergantung dari sudut pandangnya," kata Suhariyanto.

"Tapi biasanya konsumer akan menahan uang dipengaruhi cara pandang dia ke ekonomi baik domestik, global dan regional termasuk juga politik."

(Baca: Tren Baru, Video Online Jadi Patokan Konsumen Berbelanja Produk)

Kompas TV Sejumlah situs belanja online banyak diserbu pembeli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com