Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembus Rekor, Produksi Baja China Mencapai 74 Juta Ton

Kompas.com - 14/08/2017, 17:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - Produksi baja China menembus rekor tertinggi bulanan sebesar 74,02 juta ton pada Juli 2017. Angka ini naik 10,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sejalan dengan peningkatan produksi secara signifikan.

Pada bulan sebelumnya, produksi baja China mencapai 73,23 juta ton. Peningkatan tersebut pun memicu kekhawatiran mengenai kelebihan pasokan di pasar.

Mengutip Reuters, Senin (14/8/2017), Badan Statistik Nasional menyebut, sejak awal tahun 2017 produksi baja China mencapai 491,55 ton. Realisasi tersebut naik sebesar 5,1 persen.

Normalnya, kegiatan pada sektor terkait cenderung melambat selama periode musim panas ketika pembangunan konstruksi melambat akibat cuaca yang panas.

(Baca: Krakatau Steel Keluhkan Susahnya Hadapi Serbuan Baja China)

"Namun demikian, produsen terdorong untuk menggenjot laba dengan bekerja dengan kapasitas penuh," ujar Xu Bo, analis komoditas baja di Haitong Futures.

Data tersebut kemungkinan besar akan menyulut kekhawatiran di AS dan Eropa.

Pasalnya, upaya China untuk memangkas kelebihan kapasitas pada industri tidak berdampak pada penurunan pasokan, yang diklaim para pesaingnya di luar negeri membuat pasar internasional kebanjiran baja China.

Selama beberapa tahun terakhir, China mendorong sektor manufaktur yang dianggap tak efisien.

Ini adalah upaya untuk mengurangi polusi sekaligus reformasi dari sisi pasokan. Pada tahun ini, China berusaha membatasi pasokan baja kualitas rendah yang digunakan dalam konstruksi.

Akibatnya, harga melonjak karena investor berupaya menangkal ketatnya pasokan. Meskipun demikian, China memperbolehkan perusahaan produsen baja untuk berekspansi pada pabrik.

Asalkan, perusahaan itu dapat mematuhi standar lingkungan yang lebih ketat. (Baca: Industri Baja Indonesia Dianggap Perlu Belajar dari Vietnam)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com