JAKARTA, KOMPAS.com - Penurunan suku bunga kredit hingga paruh pertama tahun 2017 masih dalam laju yang lambat. Per Juni 2017, suku bunga kredit masih bertengger pada posisi 11,7 persen.
Terkait kondisi tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menyebut, pihaknya terus melihat penurunan pada suku bunga kredit maupun suku bunga simpanan.
Namun demikian, penurunan suku bunga simpanan lebih cepat ketimbang suku bunga kredit.
Adapun lambatnya penurunan suku bunga kredit disebabkan perbankan yang masih belum selesai dalam melakukan konsolidasi. Dengan demikian, perbankan masih banyak melakukan langkah penyehatan bisnis.
"Mereka banyak lakukan penyehatan, lebih hati-hati dalam memberikan kredit," jelas Agus di Gedung DPR/MPR, Rabu (16/8/2017).
(Baca: BI Masih Punya Ruang untuk Turunkan Suku Bunga)
Selain itu, faktor lain yang dipantau bank sentral adalah kemungkinan kondisi bila Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak memperpanjang relaksasi aturan kredit yang dipastikan akan memberikan dampak pula.
Setelah perbankan selesai melakukan konsolidasi, bisnis perbankan akan lebih sehat. Agus menyatakan, pihaknya juga memantau bahwa pertumbuhan kredit hingga semester I 2017 masih belum menggembirakan, yakni masih di bawah dua digit.
Hal tersebut, imbuh Agus, diduga juga menjadi faktor penyebab suku bunga kredit turun dalam laju yang lambat.
"Padahal bunga di overnight itu kondisinya sudah lebih rendah daripada bunga kredit," tutur Agus.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.