Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konektivitas Laut Bitung-Davao Picu Peningkatan Ekspor ke Filipina

Kompas.com - 17/08/2017, 09:24 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Rute konektivitas?laut Bitung-Davao/General Santos ?yang ?dibuka Presiden Joko Widodo dan Presiden Duterte pada 30 April 2017, membuat Kementerian Perdagangan semakin intensif membuka peluang peningkatan ekspor ke pasar Filipina.

Kemendag melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) menggelar “Forum Diseminasi?Pengembangan?Ekspor?ke Pasar Filipina dengan Memanfaatkan Konektivitas Laut Bitung-Davao/General Santos” di Bogor, hari ini, Selasa (15/8/2017).

“Kemendag turut mendorong pemanfaatan Roro Bitung-Davao untuk mendukung peningkatan ekspor nasional ke Filipina sebagai salah satu pasar ekspor potensial di ASEAN,”?ujar Direktur Jenderal PEN Arlinda saat membuka forum tersebut, melalui rilis ke Kompas.com.

Kemendag menargetkan peningkatan ekspor 2017 ke Filipina sebesar 11,22 persen menjadi 5,8 miliar dollar AS dari sebelumnya sebesar 5,26 miliar dollar AS pada 2016.?

Rute? Bitung-Davao ?diharapkan ?dapat menjadi rute alternatif yang lebih singkat untuk meningkatkan konektivitas dan perdagangan internasional antara Indonesia dengan Filipina.

(Baca: Mendag: Untuk Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi, Ekspor Harus Tumbuh)

“Rute Bitung-Davao ini akan memberikan manfaat dalam peningkatkan perekonomian lokal termasuk mendorong rantai apsok global, merangsang pembangunan infrastruktur daerah, meningkatkan sektor pariwisata, membentuk hubungan udara langsung, dan meningkatkan arus masuk investasi,” lanjut Arlinda.

Menurut Arlinda,?bila rute Davao-General Santos-Bitung dapat berjalan dengan baik,? maka Indonesia akan mempunyai?keuntungan tambahan?dalam hal pengurangan jarak berlayar dari Indonesia Timur, serta mengurangi waktu pengiriman.

Indonesia adalah mitra dagang sangat penting bagi Pulau Mindanao karena Indonesia masuk dalam lima besar negara asal impor/pemasok terbesar, yaitu pada urutan ke-4. Selama?2011-2015, impor Pulau Mindanao dari Indonesia meningkat rata-rata per tahun sebesar 10,8 persen.

Impor Pulau Mindanao dari Indonesia pada 2015 mencapai 286,0 juta dollar AS atau meningkat signifikan mencapai 79,7 persen dibandingkan pada 2014.

Indonesia punya ?potensi yang cukup besar untuk produk seperti rumput laut, minyak goreng, tepung terigu, di samping produk potensial seperti bulir jagung, kopra, kopi, semen Portland, tuna yellowfin beku, lemak dan minyak hewani atau nabati, bahan bangunan, ikan cakalang, papan, konsol untuk voltase melebihi 1.000 volt, dan pupuk ammonium sulfat.

Para narasumber? pada forum tersebut yaitu Konjen RI-Davao City,? Direktur Kerja sama Pengembangan Ekspor,? Kadin Indonesia komite Filipina, Kadin Provinsi Sulawesi Utara, perwakilan Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor,?dan perwakilan? Pelindo IV.

Adapun peserta pada forum ini adalah pelaku usaha/eksportir dengan produk antara lain sabun, tekstil, furnitur, makanan dan minuman olahan, bahan kimia, batu bara,?arang, dan konstruksi.

Selain itu hadir pula perwakilan dari asosiasi, perusahaan jasa pengiriman, dan instansi terkait lainnya.

Sekilas Perdagangan Indonesia-Filipina

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com