Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan "Online" Kuat, Pendapatan Alibaba Melonjak Jadi Rp 99,88 Triliun

Kompas.com - 18/08/2017, 08:20 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - Raksasa perdagangan online (e-commerce) teratas China Alibaba melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 56 persen pada kuartal I 2017.

Solidnya kinerja pendapatan ini didorong oleh kuatnya penjualan pada kanal online.

Pendapatan Alibaba melonjak menjadi 50,1 miliar yuan atau 7,51 miliar dollar AS (sekitar Rp 99,88 triliun) pada kuartal I 2017, di atas ekspektasi analis sebesar 47,7 miliar yuan.

Mengutip Reuters, Jumat (18/8/2017), kinerja keuangan Alibaba Group Holding tersebut menunjukkan bahwa perseroan masih mengandalkan pendapatan dari e-commerce. Padahal, pada saat bersamaan, unit bisnis cloud dan hiburan Alibaba juga berkinerja baik.

Penjualan pada platform e-commerce menyumbang 86 persen pendapatan pada periode April sampai Juni 2017. Angka ini meningkat dibandingkan 73 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

CEO Alibaba Daniel Zhang juga mengonfirmasi bahwa Alibaba memimpin investasi sebesar 1,1 miliar dollar AS pada perusahaan e-commerce asal Indonesia Tokopedia. Dengan demikian, Alibaba mengekspansi jejaring asetnya di kawasan Asia Tenggara.

Pada Juni 2017, Alibaba menanam investasi sebesar 1 miliar dollar AS pada platform e-commerce Lazada Group yang berpusat di Singapura.

Alibaba juga membidik peritel-peritel online baru di Rusia dan AS sebagai bagian dari rencana menggenjot pendapatan sekaligus memikat konsumen baru di luar China.

Pada bisnis cloud, pendapatan meroket 96 persen menjadi 2,4 miliar yuan. Bisnia cloud Alibaba menambah jumlah pusat data globalnya menjadi 17 pada kuartal I 2017.

Penambahan pusat data baru dilakukan di dua negara, yakni Indonesia dan India. Pendapatan pada bisnis hiburan naik 30 persen menjadi 4 miliar yuan. Pendapatan bersih naik hampir dua kali lipat menjadi 2,17 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com