Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan ExxonMobil Hengkang dari Blok Migas East Natuna

Kompas.com - 19/08/2017, 14:33 WIB
Aprillia Ika

Penulis

BOJONEGORO, KOMPAS.com - ExxonMobil, perusahaan minyak multinasional asal Amerika Serikat (AS), membeberkan alasan mengapa pihaknya memilih untuk hengkang dari wilayah eksplorasi minyak dan gas (migas) di Natuna, Kepulauan Riau.

Sebelumnya di Juli 2017 lalu, ExxonMobil menyurati pemerintah untuk menyatakan mundur dari blok migas East Natuna.

Erwin Maryoto, Vice President of Public & Government Affair ExxonMobil Indonesia, menjelaskan bahwa pihaknya tidak meneruskan untuk mengelola blok migas di East Natuna bukan akibat isu skema eksplorasi baru yang diajukan pemerintah, yakni skema gross split, yang sempat menuai keberatan para pelaku industri migas.

"East Natuna itu enggak ada kaitannya dengan iklim investasi, atau gross split, atau cost recovery. Bukan itu," kata dia dalam paparannya kepada media di Bojonegoro, Jumat (18/8/2017).

Menurut Erwin, hengkangnya ExxonMobil adalah semata-mata karena hasil dari kajian teknologi dan market untuk eksplorasi di East Natuna kedepannya tidak cukup baik bagi perusahaan. Hasil studi tersebut merupakan hasil studi bersama antara ExxonMobil dan PT Pertamina EP.

Erwin menambahkan, pihaknya tidak ingin menghalangi kepentingan pemerintah jika ingin memanfaatkan blok migas East Natuna. "Apakah Pertamina yang akan lanjutkan eksplorasi di East Natuna, ya Pertamina yang bisa jawab," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengungkapkan bahwa pihaknya menerima surat dari Exxon Mobil terkait tindaklanjut investasi di Blok Minyak dan gas (Migas) East Natuna.

"Kami sedang bahas secara internal. Izin pengelolaan wilayah kerja (WK) sudah habis masa berlakunya. Exxon bilang saat ini tidak ekonomis dengan term yang ada," kata Wiratmaja di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (18/7/2017).

Menurutnya, dalam surat itu Exxon mengisyaratkan juga tak akan lagi melanjutkan investasi di blok Migas East Natuna, di tengah habisnya izin pengelolaan WK yang digarap Exxon selama ini. "Jadi dari kalkulasinya Exxon (mundur). Ya begitu isinya," kata Wiratmaja.

Meski demikian, Exxon tetap siap membantu Indonesia untuk mengeksplorasi migas di wilayah tersebut jika dibutuhkan, dengan teknologi yang dimiliki.

Kurtubi, anggota Komisi VII DPR yang membidangi energi menilai, PT Pertamina akan diuntungkan dengan hengkangnya ExxonMobil dari Blok East Natuna.

Sebab dengan demikian, pengelolaan blok yang memiliki kandungan migas empat kali lipat dari blok Mahakam tersebut dapat dikelola sepenuhnya oleh Pertamina selaku perusahaan BUMN.

Kurtubi mengatakan, tidak mempermasalahkan hengkangnya ExxonMobil dari East Natuna. Sebab, Pertamina bisa mencari partner lain yang bisa diajak kerja sama dalam mengelola blok tersebut.

Menurut dia, kerja sama ExxonMobil dan Pertamina di East Natuna tersebut hanya sebatas pemisahan CO2 dari Metan.

 

Kompas TV Cadangan Devisa Indonesia Naik Jadi 125 Miliar Dollar AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com