Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Emas Dunia Merosot

Kompas.com - 20/08/2017, 10:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Pasokan emas dari tambang-tambang di seluruh dunia menurun secara dramatis pada tahun 2017 ini. Menurut ANZ, harga emas yang merupakan aset aman menjadi kuat, sejalan pula dengan adanya ketegangan geopolitik.

"Pertumbuhan produksi tambang (emas) berada pada titik terendah sejak krisis finansial. Risikonya pun semakin besar," kata strategist komoditas senior ANZ Daniel Hynes seperti dikutip dari CNBC, Minggu (20/8/2017).

Hingga Mei 2017, produksi emas dunia turun 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu berdasarkan data Biro Statistik Logam Dunia. Sementara itu, produksi pada bulan Mei 2017 saja turun 3,1 persen secara tahunan.

Perubahan kondisi kebijakan di negara-negara produsen diakui Hynes menciptakan ketidakpastian dan memukul pasokan emas global.

Di Indonesia, pemerintah memperkenalkan izin baru terkait pertambangan dan ekspor tambang, yang memicu penutupan tambang Freeport di Grasberg. Tambang yang berlokasi di Papua tersebut merupakan salah satu tambang emas terbesar di dunia. Grasber memproduksi 2 persen dari pasokan emas dunia pada puncaknya.

Sementara itu di Tanzania, ketidakpastian meningkat setelah otoritas setempat mengumumkan perubahan pada kebijakan sumber daya. Salah satu perubahan yang dimaksud adalah peningkatan royalti kepada pemerintah. Di Afrika Selatan, penambang kini harus mengubah kepemilikan perusahaan tambang.

"Dengan kondisi investasi yang masih tertahan, kemungkinan kita tidak akan melihat perbaikan pada pasokan tambang (emas) dalam waktu dekat," tutur Hynes.

Di sisi lain, permintaan konsumen justru meningkat. Menurut data Lembaga Emas Dunia, jumlah permintaan emas batangan dan koin tumbuh 13 persen pada kuartal II 2017, didorong oleh pertumbuhan permintaan di China yang mencapai 56 persen.

Harga emas makin menguat karena risiko geopolitik, termasuk ketegangan AS-Korea Utara dan sinyal-sinyal yang dilemparkan Presiden AS Donald Trump bahwa ia berharap untuk tidak mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com