Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara Mengenali Perusahaan Umrah Abal-Abal atau Bukan

Kompas.com - 20/08/2017, 11:30 WIB

KOMPAS.com - Kisah kegagalan calon jemaah umroh First Travel masih menyisakan masalah. Belum ada solusi bagi sekitar 35.000 jemaah yang gagal berangkat ke tanah haram.

Apakah First Travel bisa memberangkatkan jemaahnya, mengingat dana tersisa di rekening perusahaanya hanya jutaan rupiah.

Dana tersebut sangat tidak sebanding dengan kerugian jemaah yang diperkirakan mencapai Rp 500 miliar, data menurut kepolisian.

Asal muasal masalah ini berasal dari tawaran First Travel yang kelewat murah: hanya Rp 14 juta. Namanya juga konsumen, mereka sangat sensitif dengan harga.

Dengan harga super murah tersebut, jemaah tentu tertarik mendaftar ke First Travel. Apalagi jemaah tersebut baru pertama kali ke luar negeri, dan berada di pedesaan yang minim informasi.

Biaya umrah sebesar Rp 14 juta per orang untuk sekali berangkat yang rata-rata menghabiskan waktu 7 hingga 9 hari itu jelas jauh di bawah harga pasar.

Saat ini biaya umrah termurah masih sekitar Rp 17 juta per orang, dengan akomodasi dan pesawat ekonomis.

Biaya umrah yang wajar adalah sekitar Rp 20 jutaan hingga Rp 30 jutaan, tergantung akomodasi dan jenis pesawat yang ingin digunakan.

Sebenarnya kasus seperti First Travel bukan kali pertama terjadi. Sudah banyak kasus kegagalan berangkat yang dialami oleh jemaah umrah gara-gara salah urus hingga penyimpangan yang terjadi di biro travel.

Namun masih ada saja masyarakat yang tertipu dengan berbagai macam iming-iming perusahaan biro travel dan umrah abal-abal.

Dus, masyarakat perlu mengenali mana biro travel yang patut dipercaya dan mana yang abal-abal sehingga tak patut dipercayai. Belajar dari banyak kasus kegagalan berangkat.

1. Harga sangat miring

Belajar dari kasus First Travel, harga paket umrah yang sangat murah dibandingkan tour and travel lainnya, adalah ciri paling mencolok untuk melihat kredibilitas perusahaan penyelenggara umrah.

Dari harga rata-rata sekitar Rp 20 juta, First Travel menawarkan biaya umrah hanya Rp 14 juta per orang. Saat ini saja, biaya paling murah,  dari sejumlah situs penyelenggaran umroh, adalah Rp 17 juta.

Jika ada penyelenggara umroh menawarkan biaya umrah dengan harga sangat miring seperti dilakukan First Travel, seharusnya Anda tidak lantas percaya.

Bahkan Anda patut curiga dengan kredibilitas penyelenggara umrah tersebut. Patutlah Anda bertanya ke perusahaan tersebut, dengan dana semurah itu, bagaimana perusahaan akan membiayai kebutuhan jamaah?

2. Mentransfer uang ke rekening pribadi

Banyak kerugian yang diderita jemaah umrah karena salah urus dalam hal keuangan. Salah satu tandanya, nasabah diminta mentransfer ke rekening pribadi para agen marketing atau pemasar.

Seharusnya, nasabah mengirim dana tanda jadi ke rekening perusahaan, sebagai bukti sah pembayaran. Jika dikirim ke rekening pribadi, besar kemungkinan dananya tidak diteruskan ke perusahaan travel, namun digunakan untuk kepentingan pribadi.

Selain itu, perusahaan penyelenggara umrah akan mudah berkilah dananya tidak diterima perusahaan sehingga posisi konsumen sangat lemah.

3. Tidak transparan

Salah satu tanda manajemen perusahaan penyelenggara umroh yang baik adalah menerapkan manajemen yang transparan atau terbuka kepada jemaah.

Terutama terbuka dalam hal pengelolaan keuangan dan fasilitas bagi jamaah. Misalnya, dengan biaya yang disetorkan jemaah, perusahaan penyelenggara umrah akan memberikan apa kepada jamaah. Semakin detail dan jelas, semakin meningkatkan kepercayaan jemaah.

Selain itu, sejauh mana perusahaan memberikan bukti-bukti legal tentang perusahaan. Seperti surat izin pendirian perusahaan, surat keanggotaan perusahaan dalam asosiasi umrah, hingga surat perpajakan.

Jika ada bukti prestasi yang pernah diraih perusahaan, tentu akan semakin baik. Sebaliknya, Anda boleh meragukan kredibilitas perusahaan yang tak mau memberikan berbagai surat izin perusahaan kepada calon jemaah.

4. Usia baru seumur jagung

Kebanyakan kasus kegagalan berangkat ke tanah suci menimpa jamaah umrah pada perusahaan travel yang baru berdiri satu atau dua tahun terakhir. Namun tidak semua perusahaan penyelenggara umroh yang baru seumur jagung itu jelek.

Sepanjang perusahaan tersebut memiliki jaringan atau diakui keberadaannya oleh asosiasi penyelenggara umrah, misalnya, jamaah dapat sedikit mempercayai perusahaan tersebut.

Di sisi lain, tidak semua perusahaan penyelenggara umrah yang telah lama berdiri itu benar-benar dapat dipercaya.

Sebaiknya Anda melihat pertumbuhan peserta umrah di perusahaan tersebut, atau perkembangan usaha perusahaan secara keseluruhan.

Semakin banyak jemaah yang berangkat ke tanah suci setiap, perusahaan tersebut bisa dipandang cukup dipercaya oleh masyarakat.

Begitulah salah satu cara agar nasabah bisa mengenali perusahaan penyelenggara umrah yang baik.

Jangan sampai dana yang telah ditabung sekian tahun, raib begitu saja akibat Anda tidak hati-hati, hanya tergiur oleh iming-iming harga paket yang murah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com