Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenag Pastikan Tidak Tebang Pilih dalam Tindak Biro Umrah Bandel

Kompas.com - 23/08/2017, 08:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) klaim tak tebang pilih dalam menindak biro-biro perjalanan umrah yang bandel.

Sebelumnya, Kepala Divisi Legal Handling Compliment PT First Anugerah Karya Wisata atau First Travel, Deski, menuding Kemenag tebang pilih dan hanya menindak biro perjalanannya saja.

"Lho (biro perjalanan umrah) yang lain (yang bandel) juga sedang proses (penindakan). Perlakuannya sama semua," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama, Arfi Hatim, kepada Kompas.com, Selasa (22/8/2017).

Dia mengatakan, Kemenag akan memberi sanksi kepada biro perjalanan umrah ketika ada jemaah yang terlantar maupun gagal berangkat ke Tanah Suci.

(Baca: Pengacara: Masih Ada 30.000 Lebih Jemaah yang Percaya First Travel)

Berdasarkan data dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), aduan warga tak hanya kepada First Travel. Melainkan juga ke Hannien Tour dan Kafilah Rindu Ka'bah.

Calon jemaah mengadukan dua biro perjalanan tersebut karena tak kunjung diberangkatkan umrah.

Selain itu, mereka juga mengaku dipersulit soal pengurusan refund. Mengenai hal ini, Arfi menyebut seluruh pemberian sanksi harus melalui mekanisme yang berlaku.

"Biarkan tim yang bekerja mengumpulkan data dan fakta. Ada tahapan dan prosedur yang harus ditempuh," kata Arfi.

Di sisi lain, Arfi menegaskan, Kemenag tidak akan mencabut Surat Keputusan (SK) Menag mengenai pencabutan izin penyelenggaraan umrah oleh First Travel.

(Baca: First Travel Klaim Mampu Berangkatkan Jemaah Umrah, Asal Andika dan Anniesa Dibebaskan)

 

Deski sebelumnya meminta pemerintah mencabut keputusan tersebut, karena pihaknya masih berkomitmen memberangkatkan calon jemaah pada bulan November-Desember.

"Mereka sudah berapa kali sih bilang, komitmen-komitmen. Mereka sudah beberapa kali diberi kesempatan sampai jemaahnya pada ngamuk semuanya," kata Arfi.

Dalam kasus ini, First Travel menawarkan harga pemberangkatan umrah yang lebih murah dari agen travel lainnya. Pembeli tergiur dan memesan paket umrah. Namun, hingga batas waktu yang dijanjikan, calon jemaah tak kunjung berangkat.

Perusahaan itu kemudian dianggap menipu calon jemaah yang ingin melaksanakan umrah.

Setelah polisi menetapkan dua bos First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan sebagai tersangka, penyidik kemudian menetapkan tersangka baru, yaitu Siti Nuraidah Hasibuan alias Kiki Hasibuan selaku Direktur Keuangan sekaligus Komisaris First Travel.

Kompas TV Pengacara Minta Kemenag Perhatikan Korban First Travel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com