Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Ali Muharam, Sosok di Balik Camilan Populer "Makaroni Ngehe"

Kompas.com - 24/08/2017, 06:14 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ali Muharam, pemuda 31 tahun asal Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadi sosok penting dibalik camilan yang tengah digemari generasi milenial yakni Makaroni Ngehe. Unik memang namanya "Makaroni Ngehe".

Namun, menurut sang juru kunci bukanlah sekedar nama, tetapi memilki arti yang mendalam bagi dirinya, terutama mengenai perjalanan karir dan bisnisnya.

"Ngehe itu dari perjalanan hidup saya yang ngehe banget," ujar Ali saat berbincang dengan Kompas.com di kantor Makaroni Ngehe di Meruya, Jakarta Barat, Rabu (23/8/2017).

Ali bercerita, sebelum memulai bisnis makaroni, dirinya banyak mengalami pasang surut menjalani kehidupan. Berbagai hambatan dan tantangan pernah dia rasakan demi mencari pundi-pundi rupiah.

Laki-laki yang merupakan lulusan salah satu Sekolah Menengah Atas di Tasikmalaya, Jawa Barat, pernah menjalani kehidupan yang membuat dirinya tekun  menjalankan usahanya.

Menjadi pria daerah dan jauh dari hiruk pikuk Ibukota membuat hatinya tergerak untuk mencari penghidupan yang lebih baik menuju Jakarta.

Dengan keinginan dan tekad kuat, Ali memutuskan untuk mengadu nasib menuju  Jakarta. Pada tahun 2004 ada tawaran pekerjaan datang sebagai Office Boy di salah satu  perkantoran di wilayah Bogor.

Tak pikir panjang, Ali pun menerimanya.  Pekerjaan sebagai Office Boy pun Ali nikmati, sambil menunggu jika ada lowongan pekerjaan di Ibukota Jakarta, kota impiannya.

"Kerjanya bersih-bersih, kadang masak, belanja kebutuhan, saya terima tawaran itu karena Bogor tidak terlalu jauh dari kota tujuan saya yaitu Jakarta," ungkap Ali.

Hingga akhirnya, waktu demi waktu, Ali kembali mendapatkan tawaran menjalankan bisnis di Jakarta, yakni membuka usaha warung makan di salah satu kantin kantor bank swasta di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.

Rasa khawatir dan was-was pun terlintas dalam hatinya, kehidupan dan seluk beluk Ibukota Jakarta menjadi pertanyaan dalam benak pikirannya.  Menjalankan bisnis namun belum sepenuhnya paham dengan medan yang akan dirinya geluti. 

"Usaha itu yang memberi modal teman saya, tetapi saya operasional sendirian, mulai dari belanja, masak, melayani benar-benar sendiri semuanya," terang Ali.

Kisah ngehe yang Ali jalani tak berhenti begitu saja, karena menjelankan operasional warung  makan sendiran, Ali merasa tak mampu dengan beban yang dia lakukan setiap harinya. 

Perjuangan keras bertahan hidup di Ibukota Jakarta semakin membuat dirinya tegar pada satu tekad yakni harus lebih baik dan bisa  bermanfaat bagi keluarga dan orang lain.

"Selesai dari usaha warung makan, saya hanya punya uang Rp 50.000 untuk hidup di Jakarta, tetapi untungnya biaya indekos sudah dibayar untuk satu bulan. Kemudian saya dapat perkerjaan jaga toko baju di Blok M, tetapi ditempatkan di Kelapa Gading," papar Ali.

Pekerjaan menjadi penjaga toko pun dia jalani, karena memiliki lokasi indekos di kawasan Jakarta Pusat, Ali memiliki kendala yakni biaya ongkos menuju tempat kerjanya di Kelapa Gading.

Jauhnya jarak tempat tinggal sementara dan lokasi pekerjaan menjadi kendala, setiap harinya  Ali harus mengeluarkan ongkos sebesar Rp 20.000 untuk biaya transportasi diluar biaya makan, sedangkan gaji setiap bulan yang dia peroleh hanya Rp 900.000.

"Sampai suatu waktu saya tidak makan siang disaat orang lain sibuk makan siang, karena  kehabisan uang, tetapi ada mbak-mbak penjaga toko lain lihat saya enggak makan, kemudian saya diberi makanan yang dia bawa dan dibagi dua untuk saya dan dia, itu jadi makan siang terbaik saya," jelasnya.

Namun kini, kisah kehidupan Ali telah berbeda, kisah-kisah Ngehe kehidupan Ali tak lagi berlanjut, kali ini dirinya sibuk mengurusi bisnis kuliner yang dia tekuni, yakni bisnis panganan olahan makaroni.

Aktivitas bisnis di salah satu outlet Makaroni Ngehe di Meruya, Jakarta Barat. KOMPAS.com/PRAMDIA ARHANDO JULIANTO Aktivitas bisnis di salah satu outlet Makaroni Ngehe di Meruya, Jakarta Barat.
Bermodalkan pinjaman modal dari rekan dekatnya dan rasa nekat, dirinya memberanikan diri menggeluti usaha mandiri dengan modal awal Rp 20 juta.

"Modal awal (Makaroni Ngehe) saya pinjam ke teman Rp 20 juta, itupun saya tidak tahu bagaimana nanti balikin pinjamannya, apakah usaha saya jalan dan berkembang," kata Ali.

Bermodalkan Rp 20 juta, dirinya pun mencari tempat peruntungan untuk memulai usaha Makaroni Ngehe di Jakarta, dan mendapatkan lokasi di Kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang dia kontrak secara bulanan.

Dari ide awal untuk memulai usaha dengan media gerobak pun berubah menjadi sebuah toko kecil berukuran 2x3,5 meter, tahap demi  tahap dia lalui, mulai dari penataan konsep warna toko, tata pencahayaan, hingga memasak, dan melayani dengan sendiri.

"Saya jalani sendiri, dan saya tidur di sana menyatu dengan dapur di outlet pertama, setiap habis operasional jam 22.00 WIB saya bersihkan lumuran minyak, saya pel, kemudian pakai alas kertas roti dan tumpukan selimut untuk tidur setiap harinya," cerita Ali.

Usahanya pun tak sia-sia, dari omzet satu bulan dengan satu outlet sekitar Rp 30.000 per hari,  akhirnya delapan bulan usahanya berjalan, Ali mampu mengembalikan modal usaha yang dia pinjam sebesar Rp 20 juta.

"Saya cicil setiap bulannya dan bulan kedelapan lunas, dari awal omzet Rp 30.000 naik jadi Rp 100.000, naik lagi hingga Rp 500.000 per hari, saat itu saya bahagia sekali, karena hasil dari keringat sendiri, dari situ saya beranikan buka cabang," jelas Ali.

Kini Makaroni Ngehe sudah merambah di berbagai kota mulai dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, hingga Yogyakarta dan mampu menghabiskan makaroni 30 ton per bulan.

Ali pun bahagia telah membuka lapangan pekerjaan bagi 400 orang yang berkerja dengan dirinya, tak hanya itu, Makaroni Ngehe juga tengah membuka cabang baru yang diberi nama Makaroni Ngehe Premium dimana oultet tersebut dibuka di mal atau pusat perbelanjaan di Jakarta dan Yogyakarta. 

Kompas TV Kota Garut Jadi Pusat Produk Berbahan Kulit yang Diminati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perusahaan Asal Singapura Jadi Investor Pertama KIT Batang Tahun Ini

Perusahaan Asal Singapura Jadi Investor Pertama KIT Batang Tahun Ini

Whats New
Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com