"Setelah itu ada yang tanya berapa harganya, saya jawab ada yang RP 1.000 sampai Rp 5.000 per bungkus, ternyata mereka kaget karena megira harganya mahal karena saya jual di toko dengan segala interior dan ciri khas Makaroni Ngehe," jelas Ali.
Ali menjelaskan, dari momen tersebutlah Makaroni Ngehe mulai dikenal masyarakat hingga tersebar melalui promosi mulut ke mulut dan pada tahun 2015, Ali memutuskan untuk bekerja sama dengan penyedia aplikasi transportasi online yang menyediakan layanan pesan antar makanan.
Menurutnya, meyakinkan konsumen terhadap produk yang dijual bukanlah hal mudah, perlu waktu dan usaha yang keras agar produknya mampu dikenal dan tak lupa menjaga kualitas rasa dengan melakukan quality control secara berkala.
"Dulu orang cuma lihat, foto, karena tempatnya memang mencolok, warnanya merah, pakai canopy merah, namanya Ngehe, tetapi lama-lama dikenal dan saya berani buka cabang," papar Ali.
Berbagai ragam rasa, dan menu di Makaroni Ngehe pun terus Ali kembangkan demi menjaga rasa setia konsumen terhadap produknya.
Untuk saat ini saja Makaroni Ngehe menjual mulai dari Makaroni Ngehe kering, makaroni basah, makaroni campur atau mix, bihun kering, makaroni basah dan bihun kering, otak-otak, dan mie kriuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.