Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ali Muharam, Bos Makaroni Ngehe, Berbagi Tips untuk Membuka Bisnis

Kompas.com - 24/08/2017, 09:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Membangun bisnis hingga menggurita diberbagai kota besar di Indonesia menjadi sebuah prestasi yang membanggakan. Ali Muharam, pemuda 31 tahun asal Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadi sosok penting dibalik camilan yang tengah digemari generasi milenial yakni Makaroni Ngehe.

Ali mengungkapkan ada beberapa tips untuk generasi muda yang ingin mengembangkan ide usahanya. Menurut Ali, memulai usaha dan merintis dari titik awal menjadi momen yang sangat berharga, terlebih jika bisa dilakukan dalam usia yang relatif muda.

Dengan usia muda, lanjut Ali, bisa mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang lebih banyak dari kegagalan-kegagalan ketimbang memulai bisnis ketika sudah tua.

Namun, dalam memulai bisnis saat usia muda bukan asal sembarang dan terkesan asal-asalan membuka usaha, tetapi juga diperlukan kemauan, tekad, dan keseriusan dalam memulainya.

"Pesan saya lakukan semuda mungkin ketika kita akan menjalankan bisnis, kenali bisnis yang akan kita jalankan dan bukan hanya sekedar melihat tren seperti orang lain bisnis franchise ini nih, ah saya juga mau coba, jangan," ujar Ali saat berbincang dengan Kompas.com di kantor Makaroni Ngehe Meruya, Jakarta Barat, Rabu (23/8/2017).

Ali melanjutkan, dalam menjalankan bisnis, hal terpenting adalah memehami secara gamblang seperti apa produk atau bisnis apa yang mau dijalankan bukan hanya sekedar melihat tren yang sedang berkembang.

"Harus benar-benar memahami apa yang kita jual karakter produk yang akan kita jual. Seperti apa dan bagaimana memperlakukan produk tersebut karena ketika seseorang sudah menemukan amunisi untuk membuat usaha pasti akan memikirkan segala sesuatunya dari A sampai Z bukan hanya karena pengen buka usaha atau coba-coba," ungkapnya.

Kemudian, tahapan selanjutnya adalah memahami segala risiko-risiko bisnis yang akan dijalankan, dengan begitu akan mendapatkan ide atau cara jika bisnis tersebut mengalami kegagalan.

"Semakin muda memulai usaha semakin besar peluang kegagalan yang kita terima, tetapi semakin besar kegagalan yang kita terima semakin awal kita belajar dari kegagalan tersebut," papar Ali.

Ali menegaskan, dalam menjalankan bisnis biasa akan mendapatkan banyak keraguan dari berbagai pihak maupun diri sendiri, ditambah dengan gengsi diri sendiri.

Menurutnya hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha untuk membuktikan bagimana menjawab segala keraguan dengan kesuksesan usaha yang dijalani.

"Meskipun pada akhirnya usaha gagal dan itu akan memberikan pelajaran lebih baik merintis usaha, terus jangan gengsi," jelasnya.

Selain itu, menurut Ali, menjadi pelaku usaha juga harus memiliki pola pikir yang benar dan tidak langsung ingin menjadi pimpinan atau bos dalam usaha tersebut.

Seperti anak tangga, menjalankan bisnis juga harus melawati berbagai tahap demi tahap yang harus dilalui dan dijadikan pengalaman yang sangat berharga.

"Dan jngan mempunyai pikiran ketika kita membuka usaha, kita akan menjadi bos, jangan itu pola pikir yang benar-benar keliru, jika kita memulai usaha tempatkan diri kita dari posisi paling bawah," pesan Ali.

Ali berpandangan bahwa, bisnis yang dijalankan dari nol dan dihasilkan dari keringat sendiri akan memberikan hasil yang berbeda jika dibandingkan dengan membuka usaha hanya sebatas memberikan modal tanpa menjalankan usaha tersebut.

"Lakukan semuanya sendiri jangan mendelegasikan orang lain, buka usaha sendiri dan menyuruh orang lain itu 99 persen tidak jalan, dan nikmatnya juga beda, ketika sebuah usaha dijalankan oleh kita langsung dibanding dengan menyuruh orang itu pasti akan kelihatan karena kita lakukan dengan hati tetapi kalau orang lain yang mengerjakan untuk gaji atau uang," pungkas Ali.

Kompas TV Kuliner “Ikan Kayu” Khas Banda Aceh

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com