Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Yakin Ekonomi Syariah Dapat Kurangi Kemiskinan

Kompas.com - 24/08/2017, 15:38 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ekonomi berbasis syariah dapat mengurangi ketimpangan dan mengentaskan kemiskinan.

Dia mencontohkan, instrumen zakat dan wakaf dapat mengangkat kualitas hidup dan meningkatkan status ekonomi masyarakat miskin.

Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan industri perbankan syariah di Indonesia sudah luar biasa.

Pada tahun 2017, industri perbankan syariah di indonesia terdiri dari 13 bank syariah penuh, 21 bank unit syariah, dan 167 bank perkreditan syariah dengan total aset lebih dari Rp 375 triliun.

"Aset tersebut menyumbang 5,34 persen dari total aset perbankan," kata Sri Mulyani, dalam 2nd Annual Islamic Finance Conference, di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Rabu (23/8/2017).

Menurut perempuan yang akrab disapa Ani tersebut, angka ini masih tergolong kecil. Mengingat, Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.

(Baca:Sri Mulyani: Kebanyakan Orang Tahunya Zakat Hanya Dibayarkan Jelang Lebaran )

Sedangkan dari sisi non perbankan, pada Juni 2017, total aset pembiayaan syariah tumbuh 34 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara premi asuransi syariah tumbuh 3,68 persen pada Juni 2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Di pasar modal, pangsa pasar sukuk adalah 21,16 persen atau setara dengan 62,13 miliar dolar AS dari total obligasi pemerintah.

Selain itu, total penerbitan sukuk perusahaan adalah Rp 3,17 triliun yang setara dengan 7,9 persen dari total pasar obligasi korporasi di Indonesia.

"Dari statistik di atas, saya percaya bahwa keuangan syariah akan memainkan peran yang lebih signifikan dalam mencapai agenda sustainable development goals (SDGs), baik dengan berpartisipasi aktif dalam pembiayaan infrastruktur atau strategi penyertaan keuangan," kata Sri Mulyani.

Selain sektor keuangan syariah, sumber pendanaan inovatif lainnya untuk pembangunan berkelanjutan berasal dari dana sosial Islam seperti zakat dan wakaf. Hanya saja, menurut dia, zakat dan wakaf belum dapat dikelola secara optimal.

Sehingga, dia berharap, zakat dan wakaf dapat dikelola seperti pajak. Penerimaan negara yang berasal dari zakat dan wakaf dapat dialokasikan untuk pembangunan maupun ke masyarakat yang lebih membutuhkan.

Kompas TV Warga Antre Zakat, Anak-Anak Ikut Terjepit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com