JAKARTA, KOMPAS.com - Investor asal China terus menggelontorkan investasinya di bisnis semen tanah air. Tidak hanya di Jawa, pembangunan pabrik semen China juga sudah masuk ke Kalimatan bahkan Papua.
Namun Direktur Utama PT Semen Tonasa Subhan tak gentar dengan perusahaan semen asal China atau perusahaan swasta lainnya yang berekspansi ke wilayah Timur Indonesia.
"Setiap daerah punya brand (pasar) masing-masing. Misalnya Kaltim, itu market leader ya pasti kami," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com di Timika, Papua, Rabu (23/7/2017).
Selama ini, wilayah Timur Indonesia memang menjadi pasar terbesar bagi PT Semen Tonasa yaitu Sulawesi, Kalimatan, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Perusahaan BUMN itu sudah menguasai sekitar 40 persen pangsa pasar di wilayah Timur Indonesia. (Baca: Harga Semen di Papua Turun, BUMN Semen Untung atau Buntung?)
Di Papua sendiri, Tonasa sudah melakukan sinergi dengan perusahaan BUMN lain untuk menurunkan harga semen di Puncak Jaya dan Wamena. Diharapkan, hal itu mampu memperbesar pangsa pasar semen Tonasa di Papua.
Setiap tahun, PT Semen Tonasa memasok semen ke Papua mencapai 700.000 ton. Sementara realisasi Januari-Juli 2017 baru mencapai 288.000 ton dan biasanya meningkat di semester kedua.
Subhan optimistis bisnis Semen Tonasa di wilayah Timur Indonesia bisa semakin besar seiring adanya holding BUMN semen di bawah komando Semen Indonesia.
Menurut dia, PT Semen Tonasa banyak memperoleh keuntungan dari holding semen BUMN itu. Misalnya saat perusahaan mengalami kelebihan produksi bahan dasar semen (klinker), barangnya bisa dijual ke Semen Indonesia.
Selain itu, perusahaan-perusahaan plat merah di bawah holding Semen Indonesia bisa saling sharing fasilitas.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.