Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewan Susu Desak Industri Serap Produksi Peternak Lokal

Kompas.com - 27/08/2017, 15:56 WIB
|
EditorBambang Priyo Jatmiko

JAKARTA, KOMPAS.com – Dewan Persusuan Nasional (DPN) meminta industri pengolahan susu dalam negeri agar menyerap produksi sekaligus mendorong peningkatan kualitas susu sapi perah lokal.

Langkah ini diperlukan agar kuantitas sapi perah di dalam negeri tidak terus berkurang. DPN juga meminta pemerintah segera menerbitkan Peraturan Presiden untuk memperkuat Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2017 Tentang Penyediaan dan Peredaran Susu dan Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian Tentang Industri Susu yang sedang disusun.

Teguh Boediyana, Ketua Dewan Persusuan Nasional menilai hal tersebut akan mampu mendorong bisnis persusuan domestik untuk lebih bergairah. Menurutnya, saat ini produksi susu dari peternak lokal hanya sebesar 18 persen dari total kebutuhan nasional 4,45 juta ton per tahun.

"Sekitar 82 persen kebutuhan susu dipenuhi dengan impor," ungkap Teguh melalui keterangan resmi, Minggu (27/8/2017).

Kecilnya produksi susu peternak lokal akibat tidak adanya kewajiban industri untuk menyerap produksi susu lokal dan menjadi penyebab kemunduran sektor peternakan sapi perah di Indonesia. Padahal, sampai tahun 1985 pemerintah Indonesia mewajibkan industri pengolahan susu menyerap produksi peternak sapi perah lokal.

"Kewajiban inilah yang membuat bisnis persusuan di Indonesia kala itu bergairah. Bahkan, sampai era 1990-an, produksi peternak sapi lokal mampu memenuhi hingga 50 persen kebutuhan susu nasional," kata Teguh.

Menurut Teguh, kewajiban industri menyerap susu lokal dan upaya meningkatkan kualitasnya akan menciptakan persamaan hak dan kewajiban di antara semua pihak.

Selama ini, industri pengolahan susu terbagi menjadi dua jenis yaitu mereka yang menyerap susu peternak lokal dan mereka yang hanya mengemas ulang susu impor.

Data Gabungan Koperasi Susu Seluruh Indonesia (GKSI) mencatat dalam empat tahun terakhir jumlah populasi sapi perah di Indonesia terus turun.

Sampai 2016, jumlah populasi sapi tercatat 291.183 ekor, jauh berkurang dibandingka 2013 sebanyak 438.745 ekor. Angka ini juga sejalan dengan penurunan jumlah peternak di Indonesia.

Pada 2016, jumlah peternak yang tergabung dalam koperasi mencapai 96.355 orang, turun dibandingkan 2013 sebanyak 102.726 orang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Gelar K-Insurance New Vision Forum, Hanwa Life Perkuat Pertumbuhan Industri Asuransi

Gelar K-Insurance New Vision Forum, Hanwa Life Perkuat Pertumbuhan Industri Asuransi

Whats New
Kaji Stasiun yang Bakal Difasilitasi Check-in Pesawat, KCI: yang Hampir Pasti Itu BNI City

Kaji Stasiun yang Bakal Difasilitasi Check-in Pesawat, KCI: yang Hampir Pasti Itu BNI City

Whats New
Terbitkan PP 26/2023, Pemerintah Buka Lagi Ekspor Pasir Laut

Terbitkan PP 26/2023, Pemerintah Buka Lagi Ekspor Pasir Laut

Whats New
Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Magang untuk Lulusan SMA-S1, Cek Syaratnya

Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Magang untuk Lulusan SMA-S1, Cek Syaratnya

Work Smart
Allianz Utama Kantongi Laba Rp 4,54 Miliar pada 2022

Allianz Utama Kantongi Laba Rp 4,54 Miliar pada 2022

Whats New
BPJS Ketenagakerjaan Rilis Tabel Mortalitas Baru

BPJS Ketenagakerjaan Rilis Tabel Mortalitas Baru

Whats New
Simak Jadwal Kereta Bandara Soekarno-Hatta yang Berlaku Mulai 1 Juni 2023

Simak Jadwal Kereta Bandara Soekarno-Hatta yang Berlaku Mulai 1 Juni 2023

Whats New
IHSG Ditutup Melemah, 344 Saham 'Merah'

IHSG Ditutup Melemah, 344 Saham "Merah"

Whats New
Bapanas Ungkap Dampak El Nino jadi Salah Satu Penyebab Harga Telur Mahal

Bapanas Ungkap Dampak El Nino jadi Salah Satu Penyebab Harga Telur Mahal

Whats New
Bank Konvensional Kembali ke Aceh, Sebuah Solusi atau Justru Kemunduran?

Bank Konvensional Kembali ke Aceh, Sebuah Solusi atau Justru Kemunduran?

Whats New
Pecinta Helikopter, Cek Jadwal dan Lokasi Heli Expo Asia

Pecinta Helikopter, Cek Jadwal dan Lokasi Heli Expo Asia

Whats New
Cegah Bot Saat 'War' Tiket, NFT Dinilai Bisa Jadi Solusi

Cegah Bot Saat "War" Tiket, NFT Dinilai Bisa Jadi Solusi

Whats New
Mulai 4 Juni, Wings Air Terbang Setiap Hari dengan Rute Batam- Natuna PP

Mulai 4 Juni, Wings Air Terbang Setiap Hari dengan Rute Batam- Natuna PP

Whats New
BPJS Ketenagakerjaan Rogoh Dana Besar untuk Belanja Penguatan Keamanan Siber

BPJS Ketenagakerjaan Rogoh Dana Besar untuk Belanja Penguatan Keamanan Siber

Whats New
Garap Bisnis KPR Syariah, Bank Hijra Bidik Pembiayaan Tembus Rp 100 Miliar di 2023

Garap Bisnis KPR Syariah, Bank Hijra Bidik Pembiayaan Tembus Rp 100 Miliar di 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+