Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Bisa Kembali Turunkan Suku Bunga, Asal Inflasi Terjaga

Kompas.com - 28/08/2017, 12:15 WIB
|
EditorAprillia Ika

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada pekan lalu memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate sebesar 25 basis poin.

Dengan demikian, suku bunga acuan BI saat ini turun dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen.

Asisten Gubernur Kepala Departeman Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo menyatakan, ruang pelonggaran kebijakan moneter melalui jalur suku bunga terbuka setelah inflasi terjaga dengan baik.

Pada Juli 2017, inflasi secara bulanan tercatat sebesar 0,22 persen. Dengan demikian, inflasi secara tahunan saat ini berada pada posisi 3,88 persen.

(Baca: Keputusan BI Turunkan Suku Bunga Dianggap Mengejutkan)

 

"Penurunan suku bunga bisa terjadi kalau sepanjang inflasi terjaga, maka peluang itu terbuka," kata Dody pada acara dalam Pelatihan Wartawan 'Perkembangan Perekonomian Indonesia Terkini' di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Minggu (27/8/2017).

Dody menyatakan, ekspektasi inflasi juga diperkirakan bakal tetap sesuai dengan target bank sentral hingga akhir tahun 2017 ini.

Bank sentral menargetkan capaian inflasi pada akhir tahun 2017 mencapai 4 plus minus 1 persen.

Menurut Dody, terjaganya inflasi disebabkan rendahnya inflasi inti dan inflasi pangan (volatile food).

Dalam tiga hingga empat tahun terakhir, keduanya terjaga dengan baik. Selain inflasi, BI berharap pula nilai tukar rupiah juga akan tetap stabil untuk membuka ruang pelonggaran kebijakan moneter.

Dengan nilai tukar yang tetap terjaga, maka ini akam membantu harga komoditas sehingga dapat memperbaiki kinerja ekspor Indonesia.

"Aliran modal yang masuk masih positif, sehingga Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) masih positif meskipun rendah. Sepanjang ini surplus, kecenderungannya nilai tukar terjaga," jelas Dody.

Secara tahunan, volatilitas nilai tukar rupiah mencapai 1,3 persen. Dengan demikian, imbuh Dody, volatilitas rupiah adalah yang terendah di kawasan Asia Tenggara.

Kompas TV Apa yang harus digenjot untuk menaikkan level UMKM Indonesia?

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+