Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Berkat Gas Bumi, Pelaku UMKM Bisa Berhemat Tanpa Turunkan Kualitas Kue

Kompas.com - 28/08/2017, 13:14 WIB
Kurniasih Budi

Penulis


KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) terus memperluas jaringan gas bumi di berbagai daerah agar manfaat bahan bakar semakin banyak dinikmati masyarakat.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Surabaya, Jawa Timur, telah merasakan dampak penggunaan gas bumi. Sumiatun, pemilik usaha kue Kreasi Fitri di daerah Rungkut Lor Surabaya, adalah salah satunya.

Sumiatun setiap hari membuat kue untuk dijual. Ia mengaku bisa banyak berhemat untuk keperluan memasak kue serta bisa menggunakan gas untuk memasak secara kontinyu. Tak ada rasa khawatir kehabisan gas ketika sedang memasak kue.

"Manfaat bahan bakar gas bumi ini memang besar buat Saya, karena setiap hari produksi kue. Baik kue basah maupun kue kering," ujar Sumiatun, Senin (28/8/2017).

Baca: Gas Bumi PGN Tingkatkan Efisiensi Industri Kertas

Dalam sehari, ia bisa memproduksi ratusan hingga ribuan kue basah. Kue-kue bikinannya saat ini sudah tersebar hingga ke luar kota, seperti Gresik dan Sidoarjo. Kue buatan Sumiatun juga dijual melalui jaringan supermarket dan toko oleh-oleh di Surabaya.

Sumiatun mengatakan, kebutuhan bahan bakar merupakan salah satu komponen utama dalam biaya produksinya. Sebab, ia memproduksi kue dalam jumlah besar setiap hari.

"Untuk Kue Bikang saja, dalam satu malam Saya biasa memproduksi hingga 500 buah. Belum lagi kue kering seperti Ceriping dan Stick Keju yang dalam satu hari masing-masing bisa berproduksi sampai 15 kilogram,” katanya.

Melihat banyaknya jenis kue yang diproduksi, tentu saja energi untuk bahan bakar yang dibutuhkan sangat besar. Sumiatun, yang akrab disapa Bu Pri ini mengatakan, ketika mengawali usahanya ia mengandalkan gas LPG 3 kilogram untuk berproduksi.

Baca juga: PGN Kembali Raih Penghargaan Internasional

Saat masih menggunakan tabung LPG 3 kilogram, paling sedikit ia harus dua kali mengganti tabung. Sehingga, rata-rata dalam satu bulan ia membutuhkan 8 hingga 10 tabung LPG 3 kilogram.

Dengan harga per tabung Rp 17 ribu, rata-rata dalam satu bulan ia menghabiskan Rp 136 ribu hingga Rp 170 ribu. Namun, sejak beralih menggunakan gas bumi dari PGN, biaya yang ia keluarkan untuk energi terpangkas hampir separuhnya, yakni sekitar Rp 70 ribu hingga Rp 90 ribu per bulan.

Menurut Sumiatun, gas bumi membantu menghemat biaya produksinya. Apalagi ketika bahan-bahan kue seperti tepung atau telur sedang melonjak, setidaknya ia masih bisa berhemat dari biaya penggunaan energi.

"Kalau kue di jual mahal-mahal kan kasihan. Untuk kue-kue basah yang ambil kesini umumnya mereka kan kulak untuk kemudian di jual lagi ke warung-warung," ujarnya.

Ibu tiga anak ini menuturkan, selain karena lebih hemat, menggunakan gas PGN ini juga dirasakan lebih aman. "Kalau pakai LPG sebenarnya saya masih takut kalau dengar berita ada yang meledak-meledak itu," katanya.

Resiko kue gagal pun menjadi berkurang karena ia menggunakan gas bumi. "Misalnya pernah ketika kami terima pesanan membuat kue Risol Mayo, lalu tiba-tiba gas LPG-nya habis. Akhirnya kue yang sedang digoreng jadi rusak karena apinya terhenti . Sementara kalau pakai gas PGN kan lancar terus tidak sampai (kompornya) mati kehabisan (gas)," ujarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com