Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Ingin Terapkan Banyak Tarif untuk China

Kompas.com - 29/08/2017, 12:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump dilaporkan meminta para stafnya untuk menyusun rencana penerapan tarif-tarif yang akan berdampak pada China. Hal ini diungkapkan Trump dalam pertemuan di Gedung Putih.

Mengutip CNBC, Selasa (29/8/2017), sumber di Gedung Putih menyebut bahwa Trump mengungkapkan permintaan tersebut selama pertemuan di Ruang Oval bersama para penasihatnya.

Ia meminta kepada kepada Kepala Staf Gedung Putih John Kelly untuk menyusun banyak tarif dan memilih orang-orang yang tepat untuk menyusun tarif.

Kemudian, Trump dilaporkan menutup pertemuan dengan menyatakan bahwa ada beberapa orang dalam pertemuan tersebut yang marah. Ada beberapa globalis pula di dalam ruangan itu.

(Baca: China Tuduh Trump Sabotase Sistem Perdagangan Dunia)

 

"Mereka tidak menginginkan itu, John (Kelly), mereka tidak mau ada tarif. Namun, saya katakan pada Anda, saya mau ada tarif," ujar Trump.

Beberapa orang yang hadir dalam pertemuan itu antara lain Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer, Penasihat Perdagangan Peter Navarro, dan Direktur Lembaga Ekonomi Nasional Gary Cohn.

Hadir pula mantan kepala strategist Gedung Putih Steve Bannon. Sumber di Gedung Putih menyatakan, Trump sangat jelas menegaskan agendanya terkait perdagangan.

Diskusi soal tarif spesifik dan kesepakatan perdagangan pun terus berlangsung. 

Kompas TV Unjuk rasa menentang kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih terus terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com