Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Didin Noor Ali
Pegiat Fintech

Anggota Asosiasi FinTech Indonesia,
Director of Commercial & Partnership PT Bimasakti Multi Sinergi (jadipergi.com) dan
CEO of PT Arthasera Teknologi Multiguna (pinjemdoku.co.id)

Tekfin dan Revolusi Sektor Pariwisata

Kompas.com - 29/08/2017, 12:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan pesona keindahan alam memukau dan sulit ditandingi oleh negara mana pun, yang sayangnya belum dikelola dengan optimal secara profesional.

Sektor pariwisata Indonesia belum mampu bersaing dengan negara lain, bahkan di kawasan ASEAN.

Di mana tahun lalu Thailand mampu mendatangkan hampir 30 juta wisatawan, Malaysia mencatat kunjungan 27 juta wisatawan, dan Singapura – meski bukan negara besar – dapat menarik minat 15 juta wisatawan, sementara Indonesia hanya berhasil mengundang 10 juta wisatawan asing.

Mengingat pariwisata menjadi salah satu sektor andalan bagi pemasukan negara, berbagai upaya dan terobosan dilakukan untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara.

Industri ini pun dapat memberikan kontribusi nyata pada produk domestik bruto (PDB) lewat devisa yang dihasilkan (rata-rata wisatawan asing menghabiskan 1.100-1.200 dollar AS per kunjungan), dan kesempatan kerja baru bagi masyarakat.

Saat ini diperkirakan hampir 9 persen total angkatan kerja nasional berada di sektor pariwisata.

Sementara pada tahun 2015, tingkat pertumbuhan industri pariwisata Indonesia meningkat pesat 7,2 persen lebih tinggi dari pertumbuhan pariwisata dunia yang hanya 4,4 persen (data BPN).

Badan Pusat Statistik juga melaporkan bahwa kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Indonesia meningkat dalam lima tahun terakhir, dari Rp 261,05 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 461,36 triliun pada 2016.

Jumlah Wisatawan Mancanegara di ASEAN 2016Dok. Databoks, Katadata Indonesia (2016) Jumlah Wisatawan Mancanegara di ASEAN 2016
Sumber: Databoks, Katadata Indonesia (2016)

Beberapa faktor kunci yang dapat mendorong pertumbuhan sektor pariwisata adalah inovasi dan kreativitas dalam mempromosikan obyek wisata kepada masyarakat luas, serta kemudahan akses dan proses transaksi.

Teknologi finansial (tekfin) telah terbukti dan berpotensi sangat membantu mengisi celah ini, melalui inovasi pembayaran dan transaksi wisata berbasis teknologi yang mempermudah wisatawan dalam menikmati perjalanannya dan meningkatkan daya saing Indonesia.

Peran Tekfin dalam Usaha Perjalanan Wisata Indonesia

Lahirnya tekfin – menyusul semakin terbukanya akses terhadap internet – terjadi revolusi dalam dunia usaha perjalanan wisata Indonesia.

Wisatawan tidak perlu lagi membeli traveler’s check, membayar booking hotel atau menukarkan mata uang secara konvensional sebelum berangkat atau saat tiba di tempat tujuan.

Terutama sejak ponsel pintar menjadi perangkat umum bagi semua orang, mobilitas dan pembuatan keputusan finansial secara jarak jauh melalui sentuhan jari, tidak terhindarkan lagi.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com