Dua generasi
Chief Marketing Officer Cigna Indonesia Ben Furneaux memaparkan, meskipun jumlah masyarakat usia produktif di Indonesia cukup besar, banyak di antara mereka yang terjebak dalam kondisi “generasi sandwich”.
Generasi ini memandang, begitu memasuki usia produktif, anak-anak harus menyokong hidup orang tua mereka secara finansial. Sayangnya, kata Furneaux, saat mereka melakukan hal itu, mereka juga harus membiayai hidup keluarga mereka. Ini yang menyebabkan mereka terjebak di antara dua generasi.
“Masyarakat Indonesia diliputi kekhawatiran tidak bisa menjamin kesehatan dan kesejahteraan keluarga mereka,” ujar Furneaux.
Tahun lalu, 49 persen responden merasa yakin mereka bisa menjamin kesehatan dan kesejahteraan orang tua mereka. Namun tahun ini, jumlahnya turun menjadi 32 persen. Tahun lalu, ada 63 persen responden yang yakin mereka bisa menjamin kesehatan dan kesejahteraan anak-anak mereka. Ternyata, tahun ini, jumlahnya turun menjadi 44 persen responden.
Furneaux melanjutkan, ketika masyarakat Indonesia disibukkan segudang tanggung jawab mengurus dua generasi keluarga, mereka kehilangan waktu untuk diri sendiri.
Hasil survei menyebutkan hanya 37 persen responden yang cukup tidur setiap malam, turun dari tahun lalu yang sebanyak 48 persen. Lalu, hanya 24 persen masyarakat Indonesia yang bisa berolah raga teratur untuk menjaga kesehatan mereka.
“Tidur nyenyak dan olah raga rutin merupakan dua faktor penting bagi kita untuk bisa hidup sehat. Tubuh dan fisik yang letih merupakan sarang empuk untuk berbagai macam penyakit," katanya.
Survei ini juga menunjukkan hanya 21 persen masyarakat Indonesia yang memiliki dana yang cukup untuk pensiun, angka yang sama dengan tahun sebelumnya.
“Dengan menunda persiapan pensiun, masyarakat Indonesia banyak yang ‘terjebak usia’ dan tidak siap secara finansial,” ujar Ben.
Itulah mengapa banyak masyarakat Indonesia ingin terus bekerja bahkan setelah usia pensiun. Bukan karena mereka ingin tetap aktif, karena butuh uang untuk biaya hidup.
Menurut Ben Furneaux jika kualitas kesehatan naik, maka akan lebih mudah untuk meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Proteksi
Herlin melanjutkan, kekhawatiran finansial memicu masyarakat untuk mencari proteksi. Hal itu terlihat dari meningkatnya penjualan asuransi jiwa di Indonesia.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), total pendapatan industri asuransi jiwa selama kuartal I 2017 mencapai Rp 56,96 triliun. Angka itu tumbuh 16,4 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 48,94 triliun.
Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim menjelaskan, total pendapatan premi para kuartal I 2017 mencapai Rp 34,4 triliun, atau meningkat 25,5 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.