Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Kalimat Ini Bikin Anda Gagal Saat Wawancara Kerja

Kompas.com - 04/09/2017, 06:59 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anda sudah melamar ke berbagai perusahaan impian, lalu akhirnya Anda dipanggil untuk mengikuti wawancara kerja.

Akan tetapi, ada baiknya Anda jeli dengan pernyataan atau pertanyaan yang Anda lontarkan kepada pihak perusahaan saat wawancara. Pasalnya, pihak perusahaan tidak hanya melihat CV Anda sebelum merekrut.

Kalimat yang Anda ucapkan pun bisa berpengaruh pada diterima atau tidaknya Anda ke dalam perusahaan tersebut.

Mengutip BusinessTech, Senin (4/9/2017), ada 8 kalimat yang membuat Anda tersandung dan akhirnya gagal dalam wawancara kerja. Berikut uraiannya:

1. "Saya sangat menginginkan pekerjaan ini"

"Anda mungkin bermaksud untuk menunjukkan keinginan Anda, namun kenyataannya ini menunjukkan keputusasaan Anda. Putus asa tidak baik dalam konteks apapun," kata Zachary Painter, penasihar karier dan manajer perekrutan ResumeGenius.com.

Painter menjelaskan, Anda harus terlihat percaya diri dan kompeten, bukan putus asa. Sebaliknya, katakanlah, "Saya sangat senang Anda mewawancarai saya dan saya menantikan diskusi lebih lanjut mengenai posisi ini."

2. "Apakah posisi ini memberikan tunjangan?"

"Kesalahan yang dibuat pelamar adalah menanyakan hal ini terlalu dini. Sebaliknya, ajukan pertanyaan mengenai bagaimana Anda bisa membantu perusahaan mencapai target," ujar April Klimkiewicz, seorang penasihat karier.

3. "Mmmm..."

Terkadang Anda blank atau bingung harus berkata apa saat wawancara kerja. Membiarkan jeda pembicaraan diisi dengan "mmmm..." atau ungkapan sejenis menunjukkan Anda tidak memiliki hal lain dalam pikiran.

"Kalau Anda butuh waktu sejenak untuk berpikir, cobalah katakan, "Itu pertanyaan yang bagus, coba saya pikirkan sebentar." Pernyataan ini membuat Anda lebih tenang dan tidak gugup," tutur Klimkiewicz.

4. "Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya..."

Menurut penasihat karier Donna Shannon, pernyataan semacam ini menyiratkan bahwa pewawancara tidak mendengarkan Anda. Bahkan, ini juga bisa mengisyaratkan Anda tidak memiliki pengalaman atau keahlian yang relevan, karena Anda harus mengulang informasi.

5. "Pekerja keras, cepat belajar, motivasi tinggi".

Anda boleh saja berpikir bahwa sifat ini adalah karakter positif yang Anda miliki. Akan tetapi, sifat-sifat ini sudah klise dan pasaran dalam dunia perekrutan kerja.

"(Sifat-sifat ini) klise yang tidak memiliki arti apa-apa. Sifat-sifat tersebut tidak mendeskripsikan apa yang membuat Anda spesial dan pantas untuk perusahaan itu," terang Aurora Meneghello, penasihat karier dan pendiri Repurpose Your Purpose.

6. "Seberapa besar kesempatan saya untuk diterima?"

"Kalau Anda menanyakan ini, kesempatan Anda nol, ini adalah keputusasaan. Cobalah menyatakan bahwa prospek bekerja di perusahaan ini sangat menyenangkan dan Anda akan menjadi tambahan yang bagus bagi tim," jelas Painter.

7. "Saya tidak memiliki pertanyaan apapun tentang perusahaan ini."

Painter menuturkan, pewawancara bukan sekedar basa-basi ketika bertanya pada Anda apakah Anda memiliki pertanyaan seputar perusahaan atau posisi yang dilamar. Pertanyaan semacam itu menguji ketertarikan dan pengetahuan Anda mengenai perusahaan.

8. "Kapan saya bisa mulai bekerja?"

Dengan pertanyaan ini, Anda bisa saja terlihat keren dan percaya diri. Namun, menurut Painter, ini malah membuat Anda terlihat arogan, tidak profesional, dan lancang. "Sebagai gantinya, katakanlah, "Terima kasih banyak atas waktunya. Saya menantikan kabar baik dari Anda"," saran Painter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com