Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS: Deflasi Agustus 2017 Bukan Karena Penurunan Daya Beli

Kompas.com - 04/09/2017, 12:36 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) pada Agustus 2017 mengalami deflasi sebesar 0,07 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan pada bulan Juli 2017 yang mengalami inflasi sebesar 0,22 persen.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, deflasi yang terjadi pada Agustus 2017 atau pasca liburan hari raya Idul Fitri adalah hal yang biasa. Deflasi terjadi karena penurunan harga dan bukan disebabkan penurunan daya beli.

"Ini sesuatu yang biasa, habis Lebaran ada penurunan harga dan lebih terkontrol lagi," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (4/9/2017).

(Baca: BPS Kumpulkan Data Transaksi "E-Commerce," Untuk Apa?)

Ia menjelaskan, deflasi pada Agustus 2017 pun bukan disebabkan karena penurunan daya beli masyarakat.

Pasalnya, tutur Suhariyanto, pertumbuhan konsumsi masyarakat masih mencapai 4,95 persen dan BPS memandang daya beli masih dalam kondisi baik.

Adapun deflasi pada Agustus 2017 diakuinya disebabkan penurunan harga kelompok bahan makanan sebesar 0,67 persen serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,60 persen.

Suhariyanto mengungkapkan, deflasi harga pangan adalah peran dan upaya pemerintah yang serius menjaga harga pangan.

"Harus diakui tahun ini upaya pemerintah menjaga harga pangan luar biasa. Waktu itu kita sadari Januari-Juli ada pengaruh inflasi administered prices (harga yang diatur pemerintah) ada pencabutan subsidi listrik rumah tangga 900 VA, untuk mengompensasi itu pemerintah bagus kendalikan harga pangan," ungkap Suhariyanto.

Dengan demikian, imbuh dia, deflasi pada komponen bahan makanan pada Agustus 2017 ini merupakan prestasi pemerintah.

Tanpa upaya pemerintah yang menjaga harga dan pasokan pangan, imbuh dia, bisa jadi harga pangan akan bergerak liar.

Deflasi pada Agustus 2017 disebabkan penurunan harga pada komoditas bawang merah, bawang putih, ikan segar, tomat sayur, cabai rawit, bayam, jengkol, kentang, wortel, kelapa, dan minyak goreng.

Penurunan harga juga terjadi pada tarif angkutan udara.

Kompas TV Konsumsi Rumah tangga Naik, Ekonomi Tumbuh 5,01%

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

Whats New
Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Whats New
Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Whats New
Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Whats New
Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Whats New
Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Whats New
Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Whats New
Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Whats New
TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

Whats New
Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Whats New
Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan 'Seller' untuk Kembali Berjualan

TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan "Seller" untuk Kembali Berjualan

Whats New
Wujudkan Indonesia Maju 2045, PT PII Dukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia melalui Skema Creative Financing

Wujudkan Indonesia Maju 2045, PT PII Dukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia melalui Skema Creative Financing

Whats New
TikTok-GoTo Resmi Berkongsi, Menkop: Jangan Jual Barang Impor Ilegal

TikTok-GoTo Resmi Berkongsi, Menkop: Jangan Jual Barang Impor Ilegal

Whats New
Cak Imin Kritik Kartu Prakerja, Manajemen: Kita Tidak Melatih Orang Menonton YouTube

Cak Imin Kritik Kartu Prakerja, Manajemen: Kita Tidak Melatih Orang Menonton YouTube

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com