JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menggunakan metode citra satelit untuk menghitung luas lahan pertanian di samping melakukan perhitungan secara langsung.
Hal ini dilakukan agar validitas data lahan pertanian meningkat dan bisa digunakan sebagai acuan dalam merancang program maupun kebijakan pertanian ke depan.
"Kami menggunakan citra satelit untuk mendapat data yang presisi dari lapangan," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Senin (4/9/2017).
Menurut Amran, penggunaan citra satelit dilakukan agar mendapatkan data yang lebih akurat terutama terkait peta lahan pertanian mulai dari data pertanaman hingga memasuki musim panen.
"Dari ini (citra satelit) kami bisa lihat berapa usia tanamnya, jadi ada yang usia tanam 0-15 hari dan 15-30 hari, ini lengkap," kata Amran.
Kendati demikian, Amran menegaskan, Kementan masih melakukan pemantauan data secara langsung di lapangan melalui mantri-mantri pertanian di daerah.
"Data mantri di desa-desa itu kami olah dan dilaporkan ke pusat. Kami ingin data yang berkualitas," papar Mentan.
Sementara itu, Ketua IV Badan Pengawas Keuangan (BPK), Rizal Djalil mengatakan, penggunaan citra satelit sudah banyak digunakan di berbagai negara untuk validitas data pertanian.
"Sekarang Kementan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik dan juga Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menggunakan teknologi canggih itu (citra satelit) untuk memastikan luas lahan," ujar Rizal.
Rizal mengatakan, jika pemerintah memiliki data yang valid, maka luas panen akan dengan mudah diprediksi dan bisa mencegah kekurangan maupun gejolak harga pangan.
"Kalau sudah bisa memastikan luas lahan dengan akurat tentu bisa memastikan luas panennya juga," jelasnya.
Citra satelit yang dimanfaatkan Kementan yaitu Citralkonos, GeoEye, Quickbird, WorldView-1, WorldView-2, dan Pleides. Adapun Citra Landsat, NOAA, dan MODIS digunakan untuk peramalan fase tanaman padi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.