Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Diprediksi Menguat

Kompas.com - 05/09/2017, 08:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (5/9/2017).

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menyebutkan, pada perdagangan awal pekan kemarin, penurunan IHSG tidak lain karena kembali munculnya ketegangan di Semenanjung Korea. Pasalnya, Korea Utara kembali menguji coba nuklir.

Peluncuran ini diklaim sebagai yang terkuat dan merupakan bom hidrogen untuk rudal jarak jauh.

"Faktor koreksi ini susah diprediksi karena terpengaruh global. Tapi secara teknikal, IHSG itu target turunnya 5.814," kata dia, Senin (4/9/2017).

Secara teknikal, Hans memperkirakan, IHSG pada hari ini (5/9) berpeluang rebound. Namun, faktor penentunya tetap pada sentimen global. "Potensi konflik memanas bisa bikin indeks saham turun lagi," ujar Hans.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menyatakan, rilis data ekonomi Indonesia berupa deflasi 0,07 persen belum cukup untuk mengerek IHSG. Ada pandangan mengenai penurunan daya beli secara agregat.

IHSG masih berpotensi kembali melemah pada hari ini. Terkecuali, mulai ada sebagian pelaku pasar yang memanfaatkan pelemahan untuk masuk. Maka IHSG berpotensi naik tipis. "Jika tidak, maka antisipasi pelemahan lanjutan," prediksi Reza.

Dia memprediksi, IHSG bergerak di antara support 5.792,84 dan resistance 5.848,12. Adapun Hans menganalisa IHSG hari ini berpotensi rebound dan bergerak di kisaran 5.794-5.845.

Berita ini diambil dari kontan.co.id dengan judul: IHSG berpeluang menguat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com