Regulasi perbankan pun membuatnya sulit bergerak lebih gesit dalam menjangkau kelompok UKM baru.
Padahal, pemerintah berharap KUR bisa menjaring nasabah baru sehingga bisa memunculkan pengusaha-pengusaha UKM baru. Dengan demikian, perekonomian pun dapat bergulir lebih cepat.
Saat ini, perbankan masih menjadi penyalur utama KUR, dimana Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi penyalur terbesar dengan nilai total Rp 69,4 triliun.
Disusul Bank Mandiri yang menyalurkan Rp 13,3 triliun, Bank Negara Indonesia (BNI) menyalurkan Rp 10,3 triliun dan sisanya didistribusikan oleh bank pembangunan daerah (BPD).
Sekitar 40 persen KUR dialokasikan untuk sektor produksi, diantaranya pertanian, kehutanan dan perikanan. Sisanya disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran.
Masih lebih kecilnya penyaluran KUR pada sektor produksi disebabkan karena tingginya faktor risiko, sehingga penyalur KUR kerap sulit untuk memberikan pinjaman.
Lebih jauh, banyak dari mereka tidak bisa melakukan pinjaman karena tidak memiliki jaminan.
KUR dan Inovasi Layanan
Layanan tekfin dapat menjadi salah satu solusi bagi penyaluran KUR. Ruang lingkup tekfin yang tidak mengenal batasan ruang dan waktu, mengingat proses penawaran dilakukan secara digital, dapat membantu penyalur KUR untuk menyentuh pasar UKM yang belum bankable dengan lebih mudah dan efisien.
Ini karena layanan tekfin didukung digital marketing yang dapat memasarkan produk keuangan, termasuk KUR, sesuai dengan target sasaran yang diinginkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.