Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Madura Respons Positif Rencana Revisi Harga Pokok Pembelian Pemerintah

Kompas.com - 06/09/2017, 12:03 WIB
Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com – Rencana pemerintah yang akan merevisi harga pokok pembelian garam (HPP) tahun ini, menuai respon positif dari petani garam di Madura. Sebab harga garam yang ada saat ini sudah tidak sesuai dengan kebutuhan layak hidup petani garam.

Selain itu, petani garam ingin segera beralih ke produksi garam yang lebih modern dengan menerapkan industry yang lebih baik.

Hobir, salah satu petani garam asal Dusun Candi, Desa Polagan Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan menjelaskan saat ini semua harga kebutuhan pokok naik. Sementara harga garam belum pernah ada perkembangan selama tujuh tahun terakhir.

Harga garam petani berdasarkan Peraturan Dirjen Perdagangan Luar Negeri nomor 02/Daglu/PER/5/2011 tentang Penetapan Harga Pejualan Garam di Tingkat Petani, untuk garam kualitas I (K1) Rp 750 per kg dan kualitas II (K2) Rp 550 per kg.

“Harga Pokok Pembelian (HPP) garam belum pernah diupdate oleh pemerintah selama tujuh tahun. Saatnya harga tersebut direvisi menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat ini,” terang Hobir saat ditemui di petak garamnya, Rabu (6/9/2017).

Hobir yang juga ketua kelompok tani garam di desanya mengusulkan, harga yang sudah terjadi saat ini sangat bagus. Di tingkat petani, per kg untuk garam K1 sudah mencapai Rp 1.700 dan K2 Rp 1.500.

Harga ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan bulan lalu yang mencapai Rp 3.700 per kg untuk K1 dan Rp 3.500 untuk K2.

“Jika usulan kami diterima oleh pemerintah, maka petani bisa lebih sejahtera. Selain itu, petani bisa beralih produksi dari model tradisional ke model yang lebih modern dengan menggunakan tekhnologi gemimbran,” imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat berkunjung ke Sumenep dan Bangkalan Madura pada akhir Agustus kemarin berjanji, akan merevisi HPP garam.

HPP garam yang ditetapkan oleh pemerintah saat ini terlalu rendah. Oleh sebab itu, pihaknya merencanakan akan menaikkan harga garam dengan kisaran Rp 1.000 sampai 1.500.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com