Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Lakukan Restocking Ribuan Ikan Nemo dan Kuda Laut

Kompas.com - 06/09/2017, 15:27 WIB

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan  restocking berbagai jenis ikan ke alam. Puluhan juta ikan dari berbagai jenis dilepaskan ke perairan umum seperti danau, sungai dan laut.

Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan spesies di alam dan memastikan kelestariannya.

Pekan ini, KKP kembali melepaskan sedikitnya 15.000 ekor ikan laut dari berbagai jenis ke perairan Pulau Tegal Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Ribuan ikan laut tersebut terdiri dari sekitar 3.500 ekor ikan hias laut yaitu 1.500 ekor ikan hias nemo dan 2.000 ekor kuda laut, 11.000 ekor ikan kakap putih, dan 500 ekor ikan kerapu macan.

Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Bupati Pesawaran, jajaran pemerintahan daerah baik Provinsi Lampung, Kabupaten Pesawaran maupun Kabupaten Lampung Selatan, TNI Angkatan Laut, dan masyarakat.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan KKP sangat konsen dalam upaya pelestarian sumberdaya perikanan. Menurutnya, pembangunan perikanan saat ini tidak boleh mengorbankan kepentingan generasi yang akan datang.

Oleh karenanya dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan penting menjamin keseimbangan antara kepentingan ekologi, sosial dan ekonomi.

Slamet menilai, saat ini ada kencenderungan terjadinya eksploitasi besar-besaran terhadap spesies-spesies bernilai ekonomis tinggi, utamanya komoditas ikan hias air laut, sehingga KKP sebagai institusi teknis di sektor kelautan dan perikanan bertanggungjawab untuk menjaga keseimbangan biodiversity sumberdaya yang ada di perairan.

“Saat ini, ketertarikan masyarakat untuk memelihara ikan hias dari laut meningkat pesat, sehingga terjadi penangkapan yang over eksploitatif. Akibatnya, ikan hias laut mulai sulit didapatkan. Oleh karenanya, kami terus mendorong UPT untuk melakukan pembenihan berbagai jenis ikan laut hias, untuk kepentingan restocking,” kata Slamet dalam keterangan resmi.

Slamet menambahkan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti selalu menekankan pentingnya menjamin aspek keberlanjutan dalam pengelolaan perikanan.

Kegiatan perekayasaan perbenihan yang berkembang di UPT didorong untuk pengembangan spesies-spesies lokal yang mulai terancam untuk kepentingan restocking ke alam.

Slamet menyampaikan juga bahwa saat ini status teknologi pembenihan di beberapa unit pelaksana teknis (UPT) menunjukkan hasil yang memuaskan.

Ia memberikan gambaran bagaimana berbagai spesies ekonomi tinggi seperti ikan hias yang dulunya masih tergantung dari tangkapan alam, saat ini telah mampu dibenihkan secara massal.

Spesies tersebut antara lain ikan hias Banggai Cardinal Fish dan Mandarin Fish yang telah mampu dibenihkan massal melalui BBPL Ambon, ikan hias nemo dan kuda laut yang mampu dikembangkan oleh BBPBL Lampung dan berbagai spesies ekonomi penting lainnya.

Slamet mengharapkan agar pemerintah daerah segera membuat peraturan daerah (perda) untuk melindungi perairan yang menjadi habitat ikan dan cara penangkapan ikan yang ramah lingkungan.

Sedangkan kepada nelayan, Slamet menghimbau agar untuk turut aktif menjaga plasma nutfah dengan cara tidak merusak lingkungan, menghindari penggunaan alat tangkap tak ramah lingkungan, bahan peledak atau kimia.

Berdasarkan data ststistik KKP, volume produksi ikan hias nasional tahun 2016 tercatat sebanyak 1,34 miliar ekor.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2012 - 2016), volume produksi ikan hias mengalami kenaikan rata-rata sebesar 16,53 persen per tahun.

KKP menargetkan tahun 2017, produksi ikan hias bisa mencapai 2,1 miliar ekor dan hingga tahun 2019 ditargetkan menjadi 2,5 miliar ekor.

Sedangkan ekspor berbagai jenis ikan hias dalam rentang tahun 2010 – 2016 rata – rata tumbuh 13,82 persen per tahun dengan ekspor ikan hias pada tahun 2016 mencapai 24,64 juta dollar AS. Jenis ikan hias yang banyak diekspor antara lain Arwana, Platy, Baster, Koi, nemo, Mandarin Fish, Banggai Cardinal dan lainnya.

Untuk mencapai target produksi ikan hias nasional tersebut, KKP akan menggenjot produksi pada sentra-sentra produksi ikan hias dan mengembangkan kawasan-kawasan potensial lainnya.

Saat ini sentra-sentra ikan hias nasional masih didominasi oleh Propinsi Jawa Timur, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Banten, Maluku, dan Papua.

Dengan nilai produksi Rp 579 miliar, Jawa Timur menjadi penyumbang terbesar ikan hias nasional yaitu sebesar 20 persen dari total nilai produksi nasional pada tahun 2015 yang mencapai angka Rp 2,8 trilliun.

Penyumbang produksi terbesar berasal dari ikan hias air tawar sejumlah 5 sepesies antara lain Platy, baster, komet, cupang dan koi sebanyak 392 juta ekor.

Sedangkan untuk ikan hias laut, ikan nemo menempati posisi tertinggi dengan angka produksi sebesar 307.000, disusul kemudian kuda laut, mandarin fish, banggai cardinal, dan blue devil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com