Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Kebugaran Diprediksi Kinclong, ReFIT Indonesia Buka Kemitraan

Kompas.com - 06/09/2017, 19:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Populasi kelas menengah di Indonesia pada 2030, menurut kajian Mckinsey Global Institute, akan bertambah menjadi 135 juta jiwa, atau naik 200 persen dari 45 juta jiwa di tahun 2012.  

Penambahan kelas menengah ini diyakini selaras dengan peningkatan daya beli masyarakat. Hal itu, setidaknya, tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan peningkatan pendapatan per kapita penduduk Indonesia yang di tahun 2016 mencapai Rp 47,96 juta per tahun.

Pendapatan penduduk per kapita di tahun itu lebih tinggi apabila dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp 45,14 juta per tahun atau  Rp 41,92 juta per tahun pada 2014.

Tentu saja, proyeksi pertumbuhan populasi kelas menengah dan peningkatan pendapatan per kapita ini memberikan sinyalemen apabila masyarakat berpeluang membelanjakan uang untuk kebutuhan sekunder, salah satunya berolahraga di pusat kebugaran.

Nah, pertumbuhan pusat kebugaran di masa depan berpotensi meningkat seiring dengan semakin meleknya masyarakat terhadap gaya hidup sehat serta tingginya daya beli konsumen.

Merujuk laporan International Health, Racquet & Sportsclub Association (IHRSA) di tahun 2016, pendapatan di industri pusat kebugaran di seluruh dunia mencapai 81 miliar dollar AS.

Di Asia Pasifik, survei MarketResearch.com, menyebutkan valuasi pasar pusat kebugaran dan kesehatan di kawasan ini pada 2018 bakal mencapai 21,27 miliar dollar AS.

Sedangkan di Indonesia, nilai pasar industri kebugaran di Indonesia diestimasikan sekitar Rp 2-3 triliun per tahun. 

Pertumbuhan bisnis pusat kebugaran di Indonesia diyakini bakal kian kinclong lantaran penetrasi keanggotaan bisnis pusat kebugaran di Indonesia masih rendah, yakni sekitar 1 persen dari jumlah total populasi penduduk. Ini memberikan peluang bisnis yang menggiurkan.

Salah satu pengelola pusat kebugaran yang menangkap peluang bisnis ini adalah PT Mitra Bugar Bersama (ReFIT Indonesia).

Perusahaan ini mendirikan ReFIT Club di tahun 2016 sebagai pusat kebugaran lokal pertama di Indonesia yang mengusung tajuk sebagai affordable gym.

Kompas TV Tingkat “Melek” Umkm Pada Internet Masih Rendah


Irawan Amanko, Chief Executive Officer ReFIT Indonesia, menyebutkan perusahaanya ini memberikan penawaran kepada investor yang ingin bermitra dengan sistem kewaralabaan untuk membuka cabang ReFIT Club.

"Kami memproyeksikan Return on Investment (ROI) dalam satu tahun pertama sebesar 35 persen dari nilai investasi senilai Rp 1,9 miliar," ungkap Irawan melalui siaran pers ke Kompas.com, Rabu (6/9/2017).

Estimasi ROI itu disesuaikan dengan asumsi jumlah keanggotaan ReFIT Club berkisar 300-550 anggota aktif tiap bulannya.

“Investasi para franchisee itu sudah termasuk desain, alat, dan perlengkapan interior lainnya. Harga ini juga tergantung pada luas lahan yang dibangun dan royalty fee senilai Rp 400 juta, Adapun, management fee-nya sekitar 10 persen dari pendapatan kotor setiap bulan,” beber Irawan.

Halaman:



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com