"Mungkin karena faktor ekonomi, jadi lebih memilih melaut, kalau kami merasa bertanggung jawab dengan masalah abrasi," katanya.
Berdasarkan data Kelompok Camar, hingga kini 116.000 pohon mangrove sudah tertanam di wilayah pesisir Tambakrejo yang ditanam oleh Jumairi melalui kelompok Camar dibawah binaan Pertamina.
"116.000 tertanam dan 90 persen pohonya hidup, sudah memiliki tinggi sekitar 3 sampai 3,5 meter, binaan dari Pertamina dari tahun 2011 sampai 2016," katanya.
Kini melalui kelompok Camar, nelayan sekitar sudah mampu melakukan budidaya pohon mangrove dan menghasilkan bibit pohon magrove untuk dijual maupun keperluan penelitian akademisi dan hasilnya digunakan untuk biaya operasional kelompok Camar maupun budidaya pohon mangrove.
"Kami menjual bibit mangrove, Rp 1.000 per batang untuk akademisi, untuk perusahaan pakai sistem paket Rp 3.000 per batang termasuk penanaman, perawatan, monitoring sampai hidup," kata Jumairi.
Officer CSR Pertamina MOR IV Lilik Hardiyanto mengatakan, sejak tahun 2011 hingga 2016 PT Pertamina (Persero) telah melakukan pembinaan terhadap kelompok Camar untuk penangulangan abrasi pesisir Tambakrejo.
"CSR untuk mangrove per tahunnya sekitar Rp 100 juta per tahun, dan untuk tahun 2017 kami anggarkan Rp 4,5 miliar untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta pada 11 lokasi untuk mangrove, pendidikan, penanaman pohon, infrastruktur," paparnya.
Hingga pada tahun ini, PT Pertamina menargetkan akan menambah jumlah penanaman pohon mangrove sebanyak 6.000 batang pohon.
Hal itu dilakukan sebagai upaya membantu masyarakat Tambakrejo menghalau persoalan abrasi pesisir maupun menjadikan desa Tambakrejo sebagai desa wisata edukasi tanaman mangrove.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.