Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubah Harimau Putih Hingga Pedang, Hadiah Arab Saudi untuk Trump

Kompas.com - 07/09/2017, 15:49 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Ketika masih dalam masa kampanye calon presiden, Donald Trump kerap melontarkan kritik tajam pada Arab Saudi terkait isu hak asasi manusia.

Trump juga mengkritik lawannya, Hillary Clinton lantaran yayasan keluarganya menerima donasi dari Arab Saudi.

Namun, sikap keras Trump pada Arab Saudi tersebut tidak ditunjukkannya ketika telah menjadi presiden. Bahkan, laporan yang dirilis Departemen Luar Negeri AS menunjukkan, Trump menerima sejumlah hadiah dari Arab Saudi.

Mengutip The New York Times, Kamis (7/9/2017), laporan tersebut memuat daftar yang berisi lebih dari 80 hadiah yang diberikan Arab Saudi kepada Trump. Hadiah tersebut diberikan saat Trump mengunjungi negeri di Timur Tengah tersebut pada Mei 2017.

Hadiah-hadiah yang diberikan pun amat eksotis nan mahal. Salah satunya adalah pakaian tradisional dengan bordir perak bermotif floral dan sarung senjata berbahan kulit.

Hadiah lain yang sangat mencolok adalah sebilah pedang yang merupakan replika pedang Kuwaiti Constitution. Trump juga diberikan pakaian putih tanpa lengan berbahan sutra dan dua buah jubah dengan bahan dari kulit harimau putih.

Tak hanya itu, Trump juga memperoleh sebuat potret diri serta tiga busana berbahan chiffon, masing-masing berwarna kuning, merah jambu pucat, serta kuning.

Belum jelas apakah Trump juga memberikan hadiah yang sama mewahnya kepada pemimpin Arab Saudi.

Namun, Trump jelas memberikan hadiah besar dalam bentuk lain, yakni pembicaraan mengenai Iran serta kesepakatan pembelian senjata senilai 110 miliar dollar AS.

Hadiah yang diberikan Arab Saudi kepada Trump tersebut begitu disoroti di dunia maya, bukan hanya karena kemewahannya, namun juga keanehannya.

Namun, James B Smith yang merupakan mantan Duta Besar AS untuk Arab Saudi menyatakan, tidak ada yang aneh dalam hal diplomasi. Sepanjang pengalamannya, pemerintah AS jarang sekali memberikan hadiah.

"Akan tetapi, beberapa pemerintahan di Timur tengah bisa sangat, sangat murah hati," ujar Smith. Kerajaan pun memberikan restunya untuk memberi hadiah kepada tamu. Sehingga, imbuh Smith, fakta bahwa Trump diberi banyak sekali hadiah sama sekali tidak mengejutkan baginya.

Pejabat negara AS boleh menerima hadiah dari pejabat negara lain dengan nilai kurang dari 390 dollar AS atau setara sekitar RP 5,1 juta. Hadiah apapun yang nilainya di atas itu harus dikembalikan ke negara.

Hadiah yang diberikan kepada presiden, wakil presiden, atau pasangan mereka ditangani oleh Gedung Putih. Adapun hadiah yang diberikan kepada pejabat seperti duta besar, ditangani oleh Departemen Luar Negeri.

Trump bukan presiden AS pertama yang menerima hadiah mahal dari pemimpin negara sahabat. Laporan Departemen Luar Negeri AS dari tahun 2015 menunjukkan pemerintah Arab Saudi memberikan lebih dari dua lusin hadiah bagi pejabat AS, termasuk presiden kala itu Barack Obama dan istrinya, Michelle.

Hadiah termahal yang diterima Obama adalah paket berisi 10 buah stik golf, tas golf berbahan kulit, dan patung pahatan berbahan perak bergambar dua ekor kuda yang dilapisi emas, berlian, safir kuning, rubi, dan obsidian. Hadiah itu diserahkan ke Arsip Nasional AS dan bernilai 522.972 dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com