Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Karet Rendah, DPR Minta Kementan Perhatikan Nasib Petani

Kompas.com - 11/09/2017, 17:43 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Daniel Johan meminta kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan serapan karet produksi petani.

Menurut Daniel, saat ini petani karet tengah kesulitan dengan terus menurunnya harga karet di tingkat petani.

"Petani karet sudah empat tahun tidak dapat perhatian. Harganya Rp 21.000 menjadi Rp 5.000 (per kilogram)," ujar Daniel saat rapat kerja dengan Kementerian Pertanian (Kementan) di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/9/2017).

Daniel menegaskan, salah satu upaya yang bisa ditempuh pemerintah adalah dengan memberikan bantuan pascapanen agar karet mentah petani bisa diolah dan dijual dengan harga tinggi.

(Baca: Rencana Barter Karet RI dengan Sukhoi Dapat Dukungan

 

Selain itu dengan memberikan kepastian akses pasar terhadap produksi karet petani, salah satunya dengan membuat peraturan atau kebijakan penggunaan karet produksi petani untuk aspal jalan raya di wilayah sentra perkebunan karet.

"Aspal di kota sentra (karet) aspalnya diganti pake karet. Turunnya harga ini berperang pada tingkat kemiskinan, dengan ini tangisan petani karet bisa dijawab," terang Daniel.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Bambang menegaskan, pihaknya telah berupaya agar hasil produksi petani karet bisa meningkat dengan memberikan pendampingan melalui penyuluh pertanian swadaya.

"Kuncinya di karet itu adalah kualitas bahan baku (karet mentah)," ujar Bambang.

Menurut Bambang, rendahnya kualitas karet juga menyebabkan harga ditingkat petani rendah, dengan demikian pihaknya telah mengerahkan penyuluh pertanian swadaya untuk memberikan pendampingan agar kualitas produksi petani meningkat.

Kemudian melakukan peremajaan tanaman perkebunan karet yang sudah tidak produktif, namun, Bambang belum menjelaskan lebih rinci terkait berapa hektar peremajaan tanaman karet maupun lokasinya untuk tahun 2017.

"Selama ini yang karetnya kotor-kotor itu dibeli perusahaan, dan perusahaan harus melakukan pengolahan lagi sehingga ada beban biaya. Dan ini petani kami dorong melakukan yang lebih baik dan tentunya lebih bersih," jelas Bambang.

Berdasarkan data Riset Perkebunan Nusantara, produksi karet di Indonesia saat ini tercatat sebesar 3,2 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, yang bisa diserap di dalam negeri hanya 18 persen dan sisanya untuk keperluan ekspor.

Tercatat, pada 2011, harga rata-rata karet mencapai 5,58 dollar AS per kilogram (kg). Sedangkan saat ini rata-rata hanya 1,2 dollar AS per kg.

Kompas TV Kementan Konfirmasi Penimbunan Bawang Putih 182 Ton
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com